Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

P E R A D A B A N

16 Agustus 2022   21:25 Diperbarui: 16 Agustus 2022   21:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Anjali Ahlawat@Pinterest.com

P E R A D A B A N

Bangunan pencakar
menatap congkak seakan
ia hendak tikam perut bulan
kerlip lampu pun terserak bak
ceceran remah mutu manikam

Gemerlap nan
menyilaukan netra
yang begitu mendamba
dunia serta seluruh isinya
berTuhankan setumpuk rupiah

Rupa kota tampak
jumawa busungkan dada
tembok-tembok keangkuhan
tinggi menjulang ciptakan jurang
seekor semut pun dibuat meradang

Kehidupan timpang
di atas laju peradaban
di pesat tumbuh kembang
perekonomian menyulap wajah
kota hingga terlihat kian rupawan

Namun terkadang
lambat laun ada yang
mulai terkikis dan pudar
bagai selembar kain terpercik
noktah hitam tempuh jalan kelam

Perlahan kultur
didapati mulai luntur
oleh sebab terkontaminasi
arus deras globalisasi datang
menerjang silih berganti seakan

Butakan mata nurani
kedipan nakal lampu kota
seperti tengah menatap jalang
bangkitkan gairah lalu hidupkan
mimpi-mimpi tak pernah terbuang


Ah Wajah peradaban

 
H 3 R 4
Jakarta, 16/08/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun