Kau Ingin Aku Membunuh Puisi
"Tidakkkk . . . "
jawabku lantang
"i never gonne do that !"
Puisi tak ubahnya nyawa bagiku
tempat aku bermain dengan
rentetan peluru kata
yang tak henti
kutembakan
Tempat aku bercengkrama mesra
dengan liar imaji layaknya
seseorang bak didera
dahaga di sahara
nan kerontang
Kau ingin aku membunuh puisi
bagaimana mungkin sebab
ia telah menjelma helai
udara yang kuhirup
disesaknya asa
Taukah kau ia telah merupa
denyut nadi dan menjadi
merah getih aliri arteri
laju dalam sel-sel
pembuluh sepi
Ia telah menjadi candu di ujung
runcing kuku-kuku waktu
membiru laksana lebam
di sunyi menghujam
memeluk diam
Aku takkan sudi membunuh puisi
menyaksi ia terkapar dan mati
dalam busuk bangkai waktu
lantas terbujur berkafan
selembar hening
Di waktu memicing
H 3 R 4
Jakarta, 02/06/2022