Ia Bukan Badut-badut Politik
Ia bukanlah badut-badut politik
yang teramat fanatik
dan bicaranya menggelitik
usung janji sebagai taktik
Ia hanya seorang badut tua
yang pernah mengecap
zaman keemasan
pada masanya terdahulu
Tawanya seolah direjam
jari-jemari waktu
musnah ditimbun prasasti batu
menyisa irisan pilu
Begitulah hidup selalu mencipta
regenerasi sebagai pembaharu
pertanda kaki masa melaju
tak sekedar berjalan di tempat
Tawanya terhempas
sorot matanya teramat pias
hela nafasnya kembang kempis
dirasakan waktunya kian menipis
Ia sang sang penghibur sejati
enyahkan sedih yang liar menari-nari
singkirkan getir tatkala di titik nadir
hingga sua dengan tawa riang
Terbahak hingga tersedak
pecahkan pembuluh nadi tawa
hingga tawa menggema di ruang hampa
terbitkan mentari riang di atas gamang
Namun kali ini ialah
yang semestinya dihibur
sehingga kesedihannya terkubur
dan gelak tawa kembali berhambur
H 3 R 4
Jakarta, 26/5/2022