Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajakku Lahir dari Secangkir Kopi Beraroma Matahari

29 April 2022   07:08 Diperbarui: 29 April 2022   07:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : fanpop@pinterest.com

Sajakku Lahir Dari Secangkir Kopi Beraroma Matahari

Puisi-puisiku lahir
dari bising deru kota
ditingkahi tarian debu dan
rupa-rupa kemacetannya pada
sepanjang tubuh beton yang kaku

Sajak-sajakku lahir
dari secangkir kopi pagi
beraroma matahari kureguk
hingga tetesan terakhir hapuskan
dahaga di ujung batang kerongkongan

Syair-syairku lahir
dari roda-roda kehidupan
yang tak henti menggelinding
pada paruh waktu kerap mematuk
singkirkan kantuk ganduli pelupuk

Diksi-diksiku lahir
dari bening air mata yang
diseka oleh tapak lengan bayu
tak kasat mata hingga mengering
tanpa sempat sisakan jejak kesedihan

Puisi-puisiku
akan terus lahir hingga
tajamnya pisau algojo waktu
memenggal batang usiaku serta
sehelai kafan selimuti seluruh raga

Hingga yang tersisa
goresan-goresanku pada
prasasti waktu memahat abadi
meski telah habis seluruh hela nafas
di jiwaku namun untaian kataku takkan

Pernah M A T I

H 3 R 4
Jakarta, 29/4/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun