Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sehelai Nyawa di Teka-teki Hidup

12 April 2022   13:00 Diperbarui: 12 April 2022   14:48 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Francieli@Pinterest.com

Sehelai Nyawa di Teka-teki Hidup

Warna cat dinding pucat pasi
serupa dengan wajahku
begitupun bantal serta bedcover
mengusung warna senada

Hari ke hari netraku menatap
jarum-jarum waktu
yang seakan berjalan merayap
layaknya hewan melata

Belum lagi indera penciumanku
seakan dipaksa terbiasa
menghidu aroma obat menyengat
nan teramat kuat

Aku masih menjadi seorang
penghuni ruang pengap
serta pesakitan yang harapkan
tangan-tangan keajaiban

Nasibku tak ubahnya sebutir
telur di ujung tanduk
dan keajaiban itu serasa kian
jauh panggang dari api

Aku akrabi runcing jarum suntik
menusuk-nusuk arteri
dan kudapati hari demi hari
ragaku kian ringkih

Tatkala orang mensia-siakan
hela nafas hidup
sebaliknya aku tengah berjuang
harapkan kesembuhan

Seandainya saja aku dapat
menukar jiwaku
tak peduli berapapun harga namun
hidup sangatlah bernilai

Hanya orang sakit jiwa atau mungkin
orang yang sudah bosan
menghuni alam fana yang sudi
menukar selembar jiwa

Dan sehelai nyawa takada yang
kuasa memperjual beli
harapan hidup untukku kian tipis
setipis helai rambut di kepala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun