Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebulat Purnama Sekerat Gundah Gulana

22 Desember 2021   19:19 Diperbarui: 22 Desember 2021   19:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Midnightshine.tumblir.com

Sebulat Purnama Sekerat Gundah Gulana

Bulatan paling paripurna menuruni
susunana anak tangga malam
mengetuk kisi-kisi jendela sepi
lalu terdiam di muka jendela

Takada yang bertandang sudut ruang
serasa pengap sepi membekap
hanya sorot redup cahya rembulan
yang tak jemu beri pijar

Kendati tak seberapa terang
senyap menjalar merambat bak akar
melilit buat nafas sunyi kian tersengal
lalu tubuh sepi terkulai di dipan malam

Aku disandera ribuan
anak-anak sunyi membangun
pagar serta pilar di serambi hati
hingga kekosongan memayungi

Aku diamuk kecamuk
sekerat gundah gulana
serasa berkarat lekat buat
kerongkongan rasa tercekat

Lihat wajah purnama memucat
seakan tak dialiri darah sunyi
sebab sunyi telah digantung
di tiang pancang tertinggi

Sepi mencipta penjara jiwa


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 22/12/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun