Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggedor Pintu Empati yang Terkunci Mati

16 Agustus 2021   06:45 Diperbarui: 16 Agustus 2021   08:34 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Amer Jassim@pinterst.com

Menggedor Pintu Empati yang Terkunci Mati

Sepasang mata menatap memelas
memandang orang lalulalang
seraya menyodorkan lengan
mencoba guna menggedor
pintu-pintu empati yang
tertutup rapat serta
terkuncinya rasa
BELAS KASIHAN

Namun sayang di sayang tapak lengan
hampa tak berisi apa-apa serta
awan kesedihan menggantung
tutupi paras berdempul debu
raut wajah sendu mendu
tanpa seulas senyum
lengkung sabit nan
amat menawan

Diseretnya kedua kaki dengan langkah
gontai jelas terbaca sepotong pilu
tak kuasa disembunyikannya
pada binar mata seakan
lamat-lamat meredup
bias cahayanya dan
pijar kian samar

Aroma kesedihan kental tercium
amat tajam di bentang aspal
di pembatas jalan tergolek
di atas trotoar di sudut
traffic light dengan
riuh nyala lampu
ada kalanya
melotot

Menggedor pintu empati terkunci mati
di dalam setiap nurani milik insani
agar menyeruak sejumput rasa
peduli hingga membuka
ingin dalam diri guna
berbagi dan memberi
pada si miskin
dan si papa

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 16/08/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun