Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Ibu yang Memasak Batu untuk Anaknya

10 Agustus 2021   06:29 Diperbarui: 11 Agustus 2021   09:52 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Manhai@Flickr.com

Seorang Ibu yang Memasak Batu Untuk Anaknya

Tangisan anaknya melengking
menyayat nurani bak sebilah belati
tajam.menusuk teramat pedih perih

Menguliti hati seiris demi seiris
buat serasa nyeri bukan kepalang
menguak luka alirkan getih meradang

Merobek-robek gendang telinga
buat telinga serasa berdenging sebab
tangisannya acapkali disertai rintih pilu

Dibelainya kepala anaknya
dan didaratkan kecupan lembut
sembari menghibur hati sang anak

Yang sedari tadi menangis terisak
memeras kristal-kristal bening dari
kedua bola matanya yang nyaris habis

Lamat-lamat Ia pun jatuh terkulai
hingga pejam lebih dalam berselimut
sehelai lapar meninabobokannya hingga

Lelap dan bermimpi perihal
hidangan di atas meja makan
beraneka rupa menggugah selera

Seraya menahan liurnya agar
tak sampai terjerembab menetes
dari celah bibir mungil dan terbelah

Sementara sang Ibu melangkah
gontai menuju dapurnya miliknya
yang dinding-dindingnya berjelaga

Lantaran dilukis oleh tarian
asap membumbung ke udara dan
menabrak tebal tembok-temboknya

Di atas tungku kayu di antara
bara rakus melumat dan menjilat
Ibu menjerang batu di dalam panci

Berpura-pura tengah memasak
padahal sejatinys takada bahan
makanan bisa diolah dan dimasak

Dengan air mendidih bergolak
hingga batu panas dan sang anak
pun lantas kelelahan tertidur pulas

Di tengah penantian masakan
sang ibu yang tak kunjung matang
hingga berjam-jam dan mata pejam

Memeluk erat selimut lapar
dan sang ibu menyeka air matanya
sembari berdoa dalam hati agar diberikan

Rezeki yang tak terduga
yang entah dari mana datangnya
yang jelas dari pintu-pintu kemurahanNya

Hingga lapar pun hilang
berganti kenyang

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 10/08/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun