Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaring Kepingan Harapan di Antara Amis Ikan

26 Juni 2021   11:25 Diperbarui: 26 Juni 2021   11:37 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjaring Kepingan Harapan Di antara Amis Ikan

Menjejakan kaki di pemukiman nelayan disambut aroma anyir menerabas penciuman namun sama sekali tak membuat rasa mual. Menatap perahu tertambat berdesakan disini kanan kiri seraya menyaksi geliat kehidupan nelayan, bangkitkan antusiasme mendalam.

Betapa lautan menjadi denyut nadi kehidupan bagi para nelayan yang mengakrabi anyir, bagaimana tidak sebab matapencaharian mereka ditengah lautan lepas mengayuh biduk menebar jaring-jaring menggapai harapan di antara amis ikan.

Sejatinya kehidupan mereka bergantung pada laut itu sendiri yang menghasikan tangkapan terkandung dikedalamnya. Berupa Ikan, Kepiting, Kerang, Rajungan, Udang dan lainnya. Yang tentunya menjadi hajat hidup bagi masyarakat sekitar pesisir.

Dokpri
Dokpri
Laut dan Nelayan tak dapat dipisahkan keduanya menyatu seperti hela nafas seperti denyut nadi dan detak jantung. Yang menghidupi dan menjadi penghidupan bagi setiap hunian diperkampungan milik nelayan dengan sekelumit cerita sukadukanya.

Menatap tubuh-tubuh perahu kayu yang lamat-lamat beranjak pergi menjauh meninggalkan tepian membawa perbekalan serta setangkup harapan. Arungi lautan lepas lintasi segala kemungkinan menuju tempat nun jauh membelah ombak.

Menyaksi pasar tumpah dipenuhi penjaja ikan hasil tangkapan para nelayan dengan lapak-lapak seadanya seakan diri turut lebur dalam nafas kehidupan nelayan yang berdenyut setiap harinya seperti halnya gelombang lautan bergulung memanjang.

Nelayan dan Lautan adalah sekelumit cerita yang tak ada habisnya guna diurai satu persatu tak ubahnya bulir-bulir pasir disepanjang garis pantai yang acapkali disambangi debur ombak yang tiada pernah terhenti. Seperti halnya kedalaman lautan,

Dan hidup keduanya menjadi sebuah Mistery yang tak terpecahkan.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 26 Juni 2021 | 11:24

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun