Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Diri Lelaki Diletakan dengan Bekerja

25 Juni 2021   19:00 Diperbarui: 25 Juni 2021   19:05 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Tasbih Kecubung Nur Barokah

Harga Diri Lelaki diletakan dengan Bekerja

Setiap lelaki sejatinya adalah calon kepala rumah tangga yang mana kelak Ia akan berusaha sekuatnya dan semampunya dengan pikirnya serta kedua lengannya guna membawa Istri dan anaknya ke arah kehidupan yang sejahtera.

Setip lelaki memiliki rasa ingin membahagiakan orang-orang yang dicintainya tak lain tak bukan kedua orangtuanya yang telah membesarkan dan mendidiknya hingga mampu menjadi manusia seutuhnya.

Lantas membahagiakan keluarga yang dibinanya istri dan anak-anaknya, membawa bahtera kecil miliknya yang terkadang dihinggapi riak-riak kecil serta langkah terantuk kerikil-kerikil tajam sebagai batu sandungan.

Namun adakalanya harapan tinggalah harapan tak selaras dengan realita yang ada terbentur kerasnya tembok tebal kenyataan terhempas karang kehidupan. Acapkali meregut perkasa yang dimiliki membuat dirinya serasa tak berguna.

Maka tak jarang mereka dihinggapi perasaan malu lantaran merasa gagal telah menjalankan fungsinya sebagai kepala rumah tangga yang sedianya memberikan sandang, pangan serta papan. guna mencukupi kebutuhan harian.

Lelaki memiliki masa produktifitas yang mana pada usia tertentu memiliki batasan guna dipekerjakan disuatu tempat atau ruang lingkup tertentu. Yang ada masanya memasuki usia tertentu kelak mengalami masa pensiun dan dirumahkan.

Otomatis menganggur tak memiliki pekerjaan terlebih di masa sekarang ini betapa sulitnya mencari lapangan pekerjaan, sedangkan tuntutan hidup tak ubahnya seperti kuda pacu yang terus melaju tak bisa menunggu. Seperti halnya kebutuhan hidup yang terus memburu hingga dibatas waktu.

Duhai wanita bersabarlah tatkala para suami-suami tengah mengalami masa-masa sukar, jadikan sabar dan doa sebagai tali pegangan dan pegang erat-erat hendaknya jangan sampai lepas. Dampingi Ia disaat suka duka, saat menangis tertawa saat Ia membutuhkan Support.

Jangan hanya Inginkan Ia disaat tengah berada di "Puncak Jaya" Sebab kelak Andalah Orang yang ingin Ia bahagiakan. Bukankankah sebutir Berlian jauh lebih bernilai meski ia tertimbun di comberan. Dan ketulusan terlihat nyata.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 25 Juni 2021 | 19:00

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun