Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Bawah Terpal Biru Tekad Membatu Semangat Menggebu

24 Juni 2021   21:51 Diperbarui: 24 Juni 2021   22:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Hera

Di bawah Terpal Biru Tekad Membatu Semangat Menggebu

Pandemi memukul telak sendi-sendi ekonomi berbasis kerakyatan memelorotkan dan menganjlokan omset dalam meraup peruntungan harian guna mengisi pundi-pundi rupiah bagi para PKL ( Pedagang Kaki Lima ) yang ada di area trotoar serta sekitaran bahu jalan.

Sejatinya berimbas pada income sehingga mereka harus pandai-pandai memanage pengeluaran guna modal pembelanjaan serta guna kebutuhan lainnya yang tak bisa ditunda dan ditawar dan seolah mereka tengah berpacu dengan tuntutan hidup yang seakan tiada pernah ada habisnya.

Pembeli yang singgah dilapak tak se-ramai dahulu tatkala pandemi belum menjangkiti virus corona belum menginfeksi dan menulari. Serta belum menjadi wabah yang menakuti bak momok mengerikan yang membayangi hari ke hari membuat hati diliputi kecemasan serta usahapun mengalami kemacetan.

Lantaran waktu operasional dibatasi hingga pukul 21:00 sudah harus mengemasi barang dagangan dan menutup warung tenda. Sangat pendeknya jam bekerja namun apa boleh buat di waktu yang teramat singkat tersebut masih diberi kesempatan berdagang. Meski ditengah mobil patroli sesekali melintas dan menyeru perihal protokol kesehatan.

Bakkan tak jarang ada usaha yang colapse sehingga dengan sangat terpaksa menutup warung-warung tenda miliknya lantaran tak ada modal setiap harinya guna dipergunakan untuk menjajakan penganannya dibawah terpal berwarna biru. Yang setiap harinya tak pernah absent dari menjelang sore hari.

Hingga akhirnya alih profesi menjadi Abang "Ojol" ( Ojek Online ) bahkan ada yang memilih pulang ke kampung halaman untuk kembali bertani menggarap sawah milik empunya sebagai buruh lepas dengan upah harian tatkala musim panen padi tiba ketimbang di Jakarta tak miliki pekerjaan.

Di bawah terpal berwarna biru terdapat tekad membantu dan semangat menggebu guna menghidupi keluarga, menjadi seorang suami sekaligus ayah yang memikul tanggung jawab penuh pada keluarga. Berusaha dengan kedua lengannya kendati bersimbah peluh mengupayakan sekuat tenaga demi berputarnya roda ekonomi.

Di bawah terpal berwarna biru digantungkan sekeping harap akan kemudahan dalam hal pencarian nafkah serta setangkup berkah ditengah menjemput rejeki meski di masa-masa sulit namun tetap menggenggam kuat sabar sedemikian erat. Dan tak pernah berkeluh kesah selain memohon pada yang Maha Kuasa.


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 24 Juni 2021 | 21:51

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun