Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jakarta dan Ironi

23 Juni 2021   13:46 Diperbarui: 23 Juni 2021   13:58 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Dentons-Jakarta

Jakarta dan Ironi

Pencakar langit nan congkak berdiri
laksana sebilah belati terhunus
sedianya tikam mata langit

Bermandi kerlip pijar cahaya
laksana kunang-kunang
tengah riuh berpesta

Belantara beton mengelilingi
menyumbat kedua telinga
hingga kedap suara

Musnahkan sekeranjang empati
melarungnya hingga jauh
di pesisir kali mati

Kota yang menjual mimpi-mimpi
acapkali mengusik lamunan
dan buat tidur tak lelap

Ingin bertandang menjejakan kaki
di rimba beton milik ibukota nan
kejam lebih dari ibutiri

Serasa ingin singgah guna menjajal
peruntungan dibalik megahnya
mencicipi atmosfer kota

Meski keberadaan berujung dianggap
remah-remah yang menyampahi
setiap lekuk sudut kota

Jakarta dan Ironi buat bergidik ngeri
dengan segala dipertontonkan
hingga harga diri tak peduli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun