Tuan Kapitalis
Ia datang merupa malaikat
dengan tutur kata memikat
ia incar setiap jengkal tanah
demi keuntungan pribadi
sebagai "Komoditi Bisnis"
Yang mengendap di ruas kepala
tak lain tak bukan hanyalah
perihal Laba tak peduli kendati
saling bunuh demi menyelamatkan
lumbung - lumbung rupiah
Ia datang dengan segudang
rayuan maut buat lulut - manut
kepiawaiannya memikat hati
warga dusun tak diragukan
segala cara ditempuh
Koper - koper rencana
ditengtengnnya dari kota hingga
tiba di tempat tujuan
dusun-dusun masih terpelihara
keasrian alam desa dimana
Oksigen bersih berlimpah ruah
tersaji dan dapat dihirup
serta dinikmati dengan leluasa
kapan saja dan dimana saja
tanpa harus merogoh kocek
Guna membeli udara yang
tak kasat mata sebab semua
tersedia melalui hembus angin
bertiup sejuk segar dari arah
hutan-hutan perawan
Di balik tempurung kepala dipenuhi
perencanaan matang tata kota
membangun kota nan megah
menyingkirkan gubuk-gubuk reot
berselimut tebal kemiskinan
Segala yang terkesan kumuh
serasa sakit mencungkil mata
seraya menatap sinis wajah-wajah
penduduk desa tengah meringis
menyaksi tanah moyang
Lamat-lamat terenggut dan
berpindah tangan lantaran
bujuk rayu serta silau tumpukan
lembar-lembar rupiah
buat tergadai dan terjual