Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tatkala Surya Mengecup Pematang Sawah

13 Juni 2021   07:40 Diperbarui: 13 Juni 2021   07:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Postila.Ru@Pinterest.com

Tatkala Surya Mengecup Lembut Pematang Sawah

Masihlah teramat pagi
tatkala mentari menyambangi
berhektar area pesawahan milik petani

Beri kecupan hangat
mendarat pada kening Ibu Bumi
di antara rerimbunan rumpun padi

Silir angin bertiup perlahan
menabuh tangkai-tangkai padi
serempak merunduk pertanda takluk

Pungung-punggung
nan membungkuk digelayuti
bulir-bulir emas teramat berharga

Helai-helai batang padi
bergerak leluasa ke kanan-kiri
ikuti irama ditiup serunai milik semesta

Sang surya pun tak ragu
mencumbu dengan pagutan
lembut tumbuhan di sekitar

Menggelinjang lataran
sentuhan menghangatkan selepas
curahan hujan menderas semalaman

Nikmati surya rebah
di atas permadani dan luruh
di pematang sawah merupakan

Kenikmatan tak terucap kata
melainkan melahirlan rapalan doa
seraya menghirup udara sejuk segar


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 13 Juni 2021 | 07:38

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun