Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Remuk Redam

18 Mei 2021   14:29 Diperbarui: 18 Mei 2021   14:46 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : La Delicate Parenthese@Pinterest.com

Remuk Redam

Remuk redam asaku
bak bebatuan diremas
sekerasnya dengan
tapak lengan hingga
menjadi serpihan

Terberai di lantai
di antara sepotong daksa
nan teramat lunglai
menjelma remah-remah
kesakitan seiring ringkih

Lantaran terus ditekan
oleh keadaan dan jiwa pun
meringis menahan rasa
yang kadung hancur lebur
merupa butiran debu

Sukma serasa diremas
dengan penuh gemas
hingga lamat-lamat lemas
tak ubahnya tarian kapas
seiring tersengal nafas

Asa bak berada dalam
genggaman tapak lengan
lengan-lengan nan kokoh
dengan pahatan ruas
jari-jemari paripurna

Kurasakan asa yang
remuk redam mencipta
kepingan demi kepingan
hancur luluh lantak menyisa
nyeri hebat berkepanjangan

Hati remuk redam
laksana dihantam
bertubi pukulan godam
hingga bisu terdiam
tak lagi berdentam


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 18 Mei 2021 | 14:29

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun