Adakah Sekeping Maaf di Bening Nurani
Mungkin masih membekas luka
serta menyisa bilur-bilurnya
pada sepotong hati yang
terlanjur remuk redam
lantaran tajamnya lidah
Mungkin pula angkara yang
merupa api merah menyala
membakar serta menjilat
sekerat hati hingga sontak
didihkan isi kepala menggelegak
Sisakan puing-puing kehancuran
tercecer dan terserak penuhi
rongga dada hingga terasa sesak
dan engap layaknya didera asma
yang acap kali datang kambuhan
Mungkin masih terselip muak
tatkala tatap mata saling
beradu pandang tak terduga
enggan melayangkan tegur sapa
oleh sebab nurani diselimuti benci
Selembar benci meninabobokan diri
lelap di pembaringan waktu yang terus
merotasi tanpa kenal jeda di antara
pendulum ribuan kali bising berdentang
hingga hari merangkak kelam
Adakah sekeping maaf
di antara lengan-lengan terjulur
lupakan luka dan lebam jiwa
dengan tubuh saling merangkul
memeluk dengan penuh suka cita
Mungkinkah selembar maaf
dilayangkan dengan penuh ketulusan
akan disambut dengan penerimaan
disertai sebening kemurnian hati
milik insan yang sudi kiranya memaafkan
Akankah dapat hapuskan
dendam kesumat yang terlanjur
lekat dan berkarat diperam waktu
rontokan rimbun benci yang kadung
tumbuh subur dan bergelayut di ruas hati
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 10 Mei 2021 | 16:53
