Mataharinya Ayah Bunda
Riuh tawa riang
memecah keheningan pagi
membumbung tinggi kemudian
hinggap di pelataran angkasa
Celoteh riang meluncur
dari bibir nan mungil menghiasi
beranda pagi nan bening
sebening kasih Bunda pada putranya
Tak lekang oleh masa
hingga lelaki keci nan mungil
dapat berdiri tegak lalu
melangkah dengan paripurna
Hingga lamat-lamat
beranjak dewasa di bawah asuhan
Ayah-Bunda yang saling mencinta
dengan cinta yang luar biasa
Lelaki kecil tumbuh alami
di tengah sejuk alam desa nan asri
serta kehidupan nan sahaja
tak terkontaminasi budaya kota
Renyah tawa riang terbang tinggi
menembus biru lazuardi
sebiru kasih kedua orangtua
pada putra semata wayangnya
Menghantarkan Hamdan Mungil
menuju pintu gerbang pendidikan
guna menutrisi sebentuk benda lunak
yang ada dibalik tempurung kepalanya
Si mungil Belahan Jiwa
Mataharinya Ayah-Bunda
menapak hidup dengan kaki-kaki jiwa
dengan seraut wajah polos tak berdosa
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 10 Mei 2021 | 11:28