Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mataharinya Ayah Bunda

10 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 10 Mei 2021   19:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Wahyu Ardiyanto & Susi Ardiyanto

Mataharinya Ayah Bunda

Riuh tawa riang
memecah keheningan pagi
membumbung tinggi kemudian
hinggap di pelataran angkasa

Celoteh riang meluncur
dari bibir nan mungil menghiasi
beranda pagi nan bening
sebening kasih Bunda pada putranya

Tak lekang oleh masa
hingga lelaki keci nan mungil
dapat berdiri tegak lalu
melangkah dengan paripurna

Hingga lamat-lamat
beranjak dewasa di bawah asuhan
Ayah-Bunda yang saling mencinta
dengan cinta yang luar biasa

Lelaki kecil tumbuh alami
di tengah sejuk alam desa nan asri
serta kehidupan nan sahaja
tak terkontaminasi budaya kota

Renyah tawa riang terbang tinggi
menembus biru lazuardi
sebiru kasih kedua orangtua
pada putra semata wayangnya

Menghantarkan Hamdan Mungil
menuju pintu gerbang pendidikan
guna menutrisi sebentuk benda lunak
yang ada dibalik tempurung kepalanya

Si mungil Belahan Jiwa
Mataharinya Ayah-Bunda
menapak hidup dengan kaki-kaki jiwa
dengan seraut wajah polos tak berdosa


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 10 Mei 2021 | 11:28

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun