Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arca-arca Menatap Beku

8 Mei 2021   15:39 Diperbarui: 8 Mei 2021   15:45 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Unsplash.com

Arca-arca Menatap Beku

Arca-arca menatap beku
tersap
ut serpihan debu waktu
di pelataran masa menyibak
selubung tirai masa lalu

Barisan para serdadu terkurung
dinding hening rahim waktu
mematung di antara koridor
menuju alam keabadian

Yang ada hanya sepenggal senyap
di antara lembab pudarkan cerah
hingga merupa warna tanah
seiring sejumput rapuh

Arca-arca diam mematung
berdiri tegak berjajar
saksi bisu sebuah tonggak kuasa
milik Raja nan digdaya

Memahat beku di antara
wajah-wajah teramat kaku
sekaku derap sepatu waktu
menginjak-injak tubuh bentala

Arca-arca beraroma debu
debu-debu milik masa lampau
tertoreh dalam tembok sejarah
menjadi prasasti abadi

Tak lekang oleh laju zaman
perihal tinggi sebuah peradaban
dalam sebongkah bebatuan
menjelma keabadian seiring

Sentuhan lengan-lengan sang Arkeolog

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 8 Mei 2021 | 15:37

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun