Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mamak, Dapur, Debu dan Tungku

15 April 2021   13:39 Diperbarui: 15 April 2021   13:51 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Trekearth.com

Mamak, Dapur, Debu dan Tungku

Dijerangnya air di atas tungku
legam pantat ceret dijilat liar
lidah api rakus menjulur
hingga jelaga berlumur

Membumbung tinggi asap tebal
keluar dari batang kayu terbakar
buat mamak terbatuk lantaran
asapnya menyelinap ke paru

Dapur tersaput debu nan hinggap
mamak duduk dihadapan tungku
seraya menunggu air bergolak
sembari terkantuk-kantuk

Mamak, dapur, debu, dan tungku
tak terpisahkan kesemuanya
mengakrabi keseharian menyatu
dalam bingkai kesederhanaan

Potret kehidupan penghuni pedesaan
yang orang-orangnya giat pergi
menuju sawah ladang mencumbui aroma
kulit terpanggang garang mentari

Betapa mamak tak pernah jemu
lakukan tugasnya di dapur
lagi-lagi berkutat dengan abu
ditingkahi batuk sebab meniup suluh

Mamak seorang perempuan tangguh
dalam balutan kain sederhana
serta tak lupa penutup kepala dan
kesibukannya di dapur berdinding bata

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 15 April 2021 | 13:38

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun