Wanita Perkasa Di sudut sebuah Taman pagi sekali
Di sudut sebuah taman pagi sekali
telah berseliweran pasukkan kopi
wara-wiri menggowes dengan kaki
Menjajakan kopi seduh renceng
permen, tissue, camilan ringan
tak ketinggalan minuman dingin
Yang batu esnya di cucuk dengan
cungkil berujung lancip
atau di ketok dengan cobek
Hingga bongkahan es hancur
berderai dengan bentuk tak beraturan
berkumpul memadati peti sejuk
Mataku tertumpu pada seorang ibu
tengah menyeduh kopi dari termos yang
di bawanya di keranjang sepeda sedari tadi
Seraya balitanya dalam gendongan
tak henti meronta mungkin ia kehausan
atau mungkin ada yang tengah di rasa
Mataku tak henti terus menatapnya lekat
tengah mengaduk-ngaduk kopi
di dalam gelas plastik
Hatiku terenyuh betapa tangguh sosok
ibu satu ini seraya hati diliputi kekaguman
sebab hampir saban hari kujumpai
Ia berbaur dan lebur dengan para lelaki
mengais rezeki meski serpihan tetap dilakoni
sebab baginya hidup harus terus laju