Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Deru Kereta, Aroma Luka, dan Awan Kelam

26 September 2020   11:13 Diperbarui: 27 September 2020   20:14 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Deru Kereta, Aroma Luka dan Awan Kelam

Awan kelam menggelayut
di Langit Citayam
seiring rinai hujan mengguyur
kereta berbadan baja
laju membawa penumpangnya

Kereta terus melibas bantalan rel
di antara deru mesin-mesin
ditingkahi suara kilat menggelegar
laksana cambuk lidah api
melecut daksa Bumi

Suasana teramat syahdu
membawa sekerat hati singgah
menapak jejak beraroma luka
laiknya tengah menyusun potongan puzzle
menjelma realita serupa ujung mata pisau

Kereta melaju sedemikian cepat
membawa serta debu-debu yang lekat
membelah lempengan baja serta
runcing kerikil yang telah lama kuakrabi
senada dengan angkuh derap kaki waktu

Di stasiun ini saksi bisu
kuhirup aroma masa lampau
dalam setiap sesapnya
anyir sontak merebak seiring
getih lenyap di basuh air hujan menderas

***
Hera Veronica
Jakarta | 26 September 2020 | 11:13

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun