Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Buruh Pengupas Bawang

16 September 2020   18:46 Diperbarui: 16 September 2020   18:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balada Buruh Pengupas Bawang

Berkarung-karung bawang
menanti sentuhan tajam
ujung mata pisau

Diraihnya gagang pisau
dikulitinya bawang helai demi helai
dengan penuh kesabaran

Bergelut dengan rasa perih
menusuk-nusuk mata hingga
membuat mata berair

Rasa perih bukan kepalang
lantaran aroma pedas
dari tubuh bawang menguar

Menguliti bawang bukanlah perkara mudah
hanya di hargai dengan upah tak seberapa
sementara tenaga terus di perah

Dan mata menderita pedih
yang teramat sangat sungguh miris
nasib buruh pengupas bawang

Tak hanya pedih namun juga
seluruh badan dirasakan pegal-pegal
sebab bekerja seharian banyak merunduk

Sang Buruh menatap nanar
sampah-sampah yang teronggok
ampas kupasan bersiung bawang

***
Hera Veronica
Jakarta | 16 September 2020 | 18:46

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun