Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gadis di Lintasan

29 Februari 2020   06:50 Diperbarui: 29 Februari 2020   11:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arena Balap...
Kembali mempertemukan mereka berdua
dua Srikandi yang menjadi Primadona
lantaran nyalinya dan
dunia yang di gelutinya menantang Maut
itu yang memicu Adrenalinenya

Kali ini...
yang ada di pikirannya ialah
Ia harus membayar kekalahan kemarin
dengan merebut kemenangan
dan membawa serta pulang Piala kemenangan
yang telah di pegangnya berturut-turut
namun kini telah berpindah tangan

Dari balik pelindung kepala
dengan ekspresi wajah tegang
Ia berusaha untuk tenang
seraya menarik nafas dalam-dalam
lalu di hembuskannya
kali ini Ia tak ingin kecolongan

Sesekali ekor matanya menatap tajam
kearah lawan yang tidak bisa di anggap remeh
lantaran kemarin berhasil merontokkan sayap-sayap kebanggaannya
menggesernya dari podium
dan melengserkannya dari peringkat utama

Angkara masih tetap bertahta di jiwanya
dan nampaknya api dendam tersulut
kali ini Ia tidak boleh kalah
dari pesaingnya yang belum banyak
memiliki jam terbang di landasan pacu
Ia harus tetap menjadi sang juara
begitu kata hatinya penuh optimis

Begitu Bendera di kibarkan
tak perlu menunggu waktu lama
dua Srikandi saling tancap gas
melesat secepat kilat di trek lurus
namun naas salah satunya limbung
tak bisa mengusai tunggangannya
yang tiba-tiba liar
dan menghantam trotoar

Dibarengi benturan yang amat keras
lalu terpental jauh

terkapar di tanah bersimbah darah
dengan wajah mencium aspal
kemudian seketika pandangannya gelap gulita
dan darah segarpun mengalir

Untung tak dapat di raih
malang tak dapat di tolak
akhir kisah perjalanan
Gadis Garang Di Lintasan
Kegemarannya menantang M A U T
Menewaskannya seketika
R I P...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun