Mohon tunggu...
Triniel Hapsari
Triniel Hapsari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya seseorang yang menyukai hal-hal yang menarik disekitar,menyukai wisata kuliner,travelling,membaca.serta menyukai hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Manjakan Mereka

12 April 2014   19:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN MANJAKAN MEREKA

By.Triniel Hapsari

Tadi pagi sehabis senam bersama ibu-ibu komplek perumahan,saya langsung kepasar untuk membeli ikan untuk lauk sarapan orang rumah.Dalam perjalanan menuju pulang kerumah tidak sengaja mata saya menangkap sosok seorang teman yang telah lama tidak bersua,akhirnya demi bisa menyapa dan mengobati kerinduan saya akan dirinya maka motorpun saya putar balikan untuk menghampirinya.

“Henny…..apa kabar lama sekali nggak ketemu kangennya hen aku sama kamu,tanpa basa basi saya langsung berseru menegurnya,sesaat yang saya tegur terpana dan dia berseru tidak kalah semangatnya “ya ampun heppy kah ?? aku kira ibu2 mana negur aku”, “kamu ini lucu ya jelas sudah ibu2 lah anakku sendiri sudah 2.Sesaat saya memperhatikan wajahnya memang imutan dia padahal usianya diatas saya setahun,ternyata dia belum menikah wajar saja kalau dia begitu kelihatan muda (ehhh emang ada pengaruhnya ya J ngeles com).

Dan akhirnya kamipun berbasa basi menanyakan kabar masing2,dari situ saya mengetahui bahwa bapaknya menikah lagi setelah ibunya meninggal dunia dan menetap dijawa,saya tanyakan juga pembantu2nya yang pernah tinggal bersama orangtuanya,kakaknya juga saya tanyakan,disini dia bercerita kalau sekarang dia ikut dengan tantenya,sementara dia sendiri belum bekerja di usia 32 tahun.Entah mengapa saya terenyuh melihat nasibnya diusia dewasa ini dia belum bisa mandiri secara financial,mungkin kalau dia sudah menikah saya tidak terenyuh ya karena ada suami yang bertanggung jawab,tak lama setelah saling bertukar nomer HP saya pamit pulang dan berjanji akan ber sms lg kalau perlu bertemu kembali.

Sampai dirumah entah mengapa memori kepala ini kembali kemasa lalu di tahun 1995,masa disaat saya masih SMP.Masa dimana saya dan teman saya itu bersahabat,teman saya ini anak bungsu dari 2 bersaudara,pada masa itu orangtuanya mempunyai usaha rumah makan yang sukses,mungkin karena sukses teman saya ini selalu dimanja dengan berbagai macam fasilitas mungkin wajar yakarena uangnya banyak,kalau dibandingkan dengan saya dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya juga mapan tetapi orangtua saya tidak pernah memanjakan saya dan saudara2 yang lain,dulu sempat sih ngiri dengan teman saya apa2 kok selalu dituruti,berbeda jauh dengan saya he he he diomeli kalau minta ini itu yang nggak penting2 amat.

Kembali ke teman saya tadi ya…karena selalu dituruti,bahkan disediakan pengawal (bahasa halusnya dari pembantu) sendiri kemana-mana termasuk saat bermain dirumah saya pun dikawal.Sehingga membuat dia terbiasa dilayani,oh ya teman saya ini secara IQ tidaklah bodoh namun juga tidak pintar2 amat,bahkan kalau boleh dikatakan saat sekolah itu sebenarnya dia berjuang untuk menangkap pelajaran jadi saya dan teman yang lain sering membantunya memahami pelajaran.Namun melihat kondisi yang seperti itu orangtuanya tetap saja memanjakannya,dia tidak pernah dilibatkan dalam usaha keluarganya padahal waktu sekolah dia jurusan boga,coba waktu itu diajarin pastilah dia akan menguasainya.

Waktupun berlalu sehingga saya akhirnya kuliah,dan dia karena IQ nya tidak memungkinkan untuk kuliah jadilah dia hanya sampai tamatan SMK.Pernah saya tanyakan kenapa dia kok tidak ikutan saja mengelola usaha keluarganya kan jurusannya boga,dijawab malas ah..lagian sama bapak tidak boleh,sebenarnya waktu itu saya tidak setuju dengan jawabannya tetapi saya diam saja kan bukan urusan saya juga.Tetapi saya sempat mengatakan sama dia kalau bisa dia tetap berlatih terus menerus dan mempraktekan ilmu yang didapatnya sebagai bekal kehidupannya kelak,iya kalau orangtuamu selamanya sukses,kalau tidak paling tidak kamu sudah memiliki keterampilan sebagai bekal kehidupan mendatang.Rasanya saran saya hanya dianggap angin lalu.Akhirnya seiring kesibukan sebagai mahasiswi kemudian menikah,saya sudah jarang sekali bertemu dengannya hingga pada hari inilah saya bertemu kembali dengannya seperti yang saya ceritakan diawal tadi,betapa kasihannya dia sekarang terbiasa manja akhirnya seperti kelimpungan tidak bisa apa-apa,ikut tantenya pun saya rasa lama2 dia sungkan sendiri masalahnya dia kan tidak terbiasa ikut orang dan bantu2 dirumah,mana usaha keluarganya sudah lama tutup semenjak ibunya sakit bertahun-tahun sampai akhirnya meninggal.Sekarang keluarga teman ini sudah tercerai-berai.Kakanya sudah menikah dan mempunyai keluarga sendiri,bapaknya juga sudah menikah lagi,teman saya ditawari ikut juga tidak mau sehingga dia memilih ikut tantenya.Saya tadi sempat bertanya apa kerjaannya sekarang ini,dia jawab belum kerja,bantu2 dong kalau ada lowongan.saya jawab iya akan saya usahakan.

Berkaca dari pengalaman teman saya akhirnya saya benar2 bersyukur bahwa orangtua saya tidak pernah begitu memanjakan anak2nya secara berlebihan,bahkan khusus untuk saya yang memiliki kekurangan orangtua saya tetap membekali dengan keterampilan dengan harapan bisa berguna,Alhamdulillah walaupun keterampilan itu belum saya gunakan untuk menghasilkan uang paling tidak berguna untuk rumah tangga saya sendiri.Sekarang saya bekerja disekolah menegah pertama.Para orangtua yuk mari kita semua bijaksana dalam memberikan kasih sayang pada anak kita,mewujudkan sayang bukan berarti harus memanjakan dengan berbagai macam fasilitas,dan menuruti kemauan anak,tapi didiklah anak2 kita dengan keterampilan dasar kehidupan,doronglah mereka agar bertanggungjawab sesuai dengan usianya.Jangan segan mengajari anak yang masih TK untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang sesuai dengan kemampuan mereka seperti membereskan mainannya,menaruh piring kotor dibelakang,melap piring dan gelas.percayalah hal2 kecil seperti itu sesungguhnya bisa menimbulkan kemandirian anak yang mana kelak berguna di masa mendatang.

Mari kita didik anak agar menjadi manusia yang berkarakter,mandiri,bertanggung jawab.Ingat semakin kita memanjakannya maka sama dengan artinya kita merusak masa depannya,apa tidak kasihan mereka karena terlalu dimanjakan akhirnya mereka tidak mampu melakukan apa2.Kita kan tidak selamanya hidup suatu saat kita pasti meninggalkan anak kita untuk melanjutkan hidupnya.Untuk orangtua yang mempunyai anak dengan kekurangan misalnya tidak mempunyai kaki,tangan,kurang mendengar,ataupun kekurangan2 yang lain tetaplah didik mereka dengan kemandirian,keterampilan yang berguna untuk kehidupan mereka kelak,agar tidak menjadi beban anggota keluarga yang lain.Dan mereka dengan segala kekurangannya tetap merasa berguna dengan keterampilan yang dimilikinya.Bila anak anda normal saja terus doronglah mereka melakukan hal2 yang bermanfaat untuk dirinya dimasa mendatang.Sekali lagi sayang anak bukanlah dengan memanjakannya secara berlebihan tetap dididiklah mereka agar menjadi insan yang berguna.Salam……

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun