Mohon tunggu...
Heny
Heny Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Online Shop, Jadikan Masyarakat Berperilaku Konsumtif

3 Februari 2021   01:35 Diperbarui: 3 Februari 2021   01:42 2648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heny Chasanah

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Semester V

pixabay.com
pixabay.com
Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat ini, dengan adanya internet kita bisa mendapatkan informasi apa saja, kapan saja dan dimana saja. Dapat dikatakan, saat ini internet telah menjadi kebutuhan primer manusia. Internet kini telah menjadi bagian hidup manusia mulai dari pendidikan, hiburan, pengetahuan, media sosial hingga ekonomi-bisnis.

Pada awal Februari 2018, toko online (e-commerce) menjadi topik pembicaraan hangat. Berdasarkan laporan terbaru dari KPMG, Kemajuan teknologi, sistem distribusi, dan sistem pembayaran, yang dikawinkan dengan peningkatan akses internet, telah menciptakan wahana belanja online senilai US$1,9 triliun yang jika di rupiahkan menjadi Rp 25.942,9 triliun secara global. Saat ini, konsumen tidak lagi "pergi berbelanja", akan tetapi dapat berbelanja, kapanpun dan di manapun.

Namun dengan adanya wahana belanja online shop, perilaku konsumtif masyarakat pun meningkat tinggi. Menjamurnya toko online membuat konsumen tergiur untuk berbelanja. Tidak sedikit dari kalangan remaja mengonsumsi barang hanya karena ingin, bahkan ada diantara mereka yang rela mengorbankan uang sakunya untuk membeli barang untuk dikoleksi hanya karena ia melihat dari situs online shop.

Segala kemudahan dan kenyamanan disediakan dalam online shop, seakan-akan menjadikan konsumen untuk mempunyai sifat konsumtif. Sebab online shop menawarkan harga yang jauh lebih murah daripadadi toko atau tempat belanja biasa di dunia nyata. Berbagai harga yang menarik ditawarkan, diskon yang melimpah, dan juga adanya berbagai macam bonus yang menarik, maka tingkah laku konsumen pun mengalami perubahan yang signifikan. Biasanya konsumen mudah tergoda dengan varian kelebihan yang ditawarkan.

Menurut Setiaji (1995), perilaku konsumtif merupakan kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan berlebihan  dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan, atau hanya untuk koleksi saja. seorang remaja berperilaku membeli semata-mata hanya karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional.

Rencana awal konsumen ingin membeli satu jenis barang, tetapi karena ada harga diskon atau harga yang lebih murah maka konsumen akan mengubah rencana awal tersebut dan kemudian membeli berbagai  jenis barang lainnya. Faktor yang mempengaruhi konsumen sehingga lebih memilih online shop dibandingkan dengan toko yang sesungguhnya diantaranya, kenyamanan dan kemudahan dalam memilih barang, harga yang relatif lebih murah sehingga konsumen lebih tergiur untuk berbelanja online, banyak sekali varian bonus yang ditawarkan, serta rata-rata konsumen tidak mau ribet saat berbelanja, misalnya dengan harus pergi langsung ke toko.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang berperilaku konsumtif diantaranya, hadirnya iklan merupakan pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan pada khalayak melalui media massa yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan, konformitas terjadi disebabkan karena keinginan yang kuat pada individu untuk tampil menarik dan tidak berbeda dari kelompoknya serta dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya, dan gaya hidup, ini yang menjadi  faktor utama yang munculnya perilaku konsumtif. Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup yang meniru orang luar negeri yang memakai produk mewah dari luar negeri yang dianggap meningkatkan status sosial seseorang.

Lantas, bagaimana menyikapi perilaku konsumen yang konsumtif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun