Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Spitual Bukanlah Klenik......

8 April 2016   09:14 Diperbarui: 8 April 2016   09:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang salah memahami tentang spiritual. Pada tayangan TV banyak terjadi kesalahpahaman tentang hal ini. Mereka yang bisa melihat makhluk halus dianggap praktisi spiritual. Mereka yang bisa komunikasi dengan benda pusaka dianggap praktisi spitual juga. Mereka yang kemunikasi dan mengatasi kesurupan juga dianggap praktisi spiritual.

Mind (gugusan pikiran dan perasaan) yang spiritual pada dasarnya adalah mind yang ilmiah. Ia ingin mengeksplorasi dan mengalami sendiri apa itu kebenaran. Oleh karena itu tidak pertentangan antara sains dan soiritual.

Seorang spiritual tidak menjadi skeptis selamanya. Ia tidak terperangkap dalam jaring-jaring teori ilmiah dan filosofi. Ia menemukan kebenaran dan me-aplikasikannya dalam kehidupannya sendiri. 

(This is Truth That too is Truth by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Berdasarkan pemahaman di atas, maka seorang Albert Einstain pun bisa dikatakan seorang spiritualis. Dengan mempelajari medan energi yang ada di sekitarnya, ia pernah mengatakan bahwa kita semua hidup dalam medan energi yang sama. Berlandaskan hal ini, ia kemudian menyadari bahwa kita semua memiliki kesamaan. Dan ia bisa menerima bahwa ketika seseorang disakiti sesungguhnya kita semua tersakiti. Kesakitan seseorang akan merombak medan energi sekitarnya. Karena kita hidup dalam medan energi yang sama, ia sadar bahwa bukan pada tempatnya menyakiti seseorang.

Mind yang ilmiah berarti semua proses berjalan dalam tahapan, tidak ada yang terjadi secara instant. Spiritual pun demikian. para spiritual sejati sangat memahami hukum sebab akibat. Ilmuwan sejati pun sangat mempercayai akan hukum ini. Jika tidak mau disakiti jangan menyakiti. Bukankah ini hukum sebab-akibat. Aksi sama dengan reaksi.

Pengertian klenik berbeda. Seakan semuanya bisa terjadi secara instant. Dalam Ayur Hypnotherapy tempat saya berbagi, sebelum melakukan beberapa latihan pendahuluan, saya berikan pengertian kerja pikiran dan energi. Saya sampaikan bahwa tidak ada latihan yang instant. Semua harus dilakukan sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa membantu kita kecuali kita sendiri.

Spiritual menjadikan peningkatan terhadap pemberdayaan diri sendiri. Ia tidak mempercayai sesuatu yang instat. Semua ada proses yang terjadi. Seseorang tidak akn pintar jika tidak melalui suatu proses belajar. Mau sembuh dari penyakit? Kelola tubuh sendiri dengan disiplin berlatih, maka tubuh kita pun menjadi sehat. Seorang spitual tidak akan menggantungkan diri pada orang lain. Ia akan mandiri.

Sebaliknya, klenik sangat mempercayai hal yang instant. Mereka adalah yang menggantungkan pada hal yang terjadi secara instant. Mereka tidak mandiri. Mereka menggantungkan pada sesuatu. Misalnya benda yang dianggap bertuah. Bersandar pada orang atau benda bukanlah cara pikir seorang spiritualis.

Seorang spiritualis akan melakoni keyakinannya. Seorang klenikkus bisa mengatakan bahwa ia membela keyakinannya. Membela berarti menganggap yang dibela lebih lemah, maka perlu dibela. Ada ego dalam hal ini. Menganggap orang lain tidak hidup dalam medan energi yang sama.

Pendek kata; seorang spiritual tidak bersandar pada sesuatu yang lain. Ia akan berupaya untuk memberdayakan diri. Ia yakin pada hukum sebab akibat. Saat ia berupaya; ia sedang menciptakan sebab. Hasil adalah akibat. Di atas segalanya, ia mempercayai akan adanya energi yang abadi tidak pernah punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun