Perpisahan khayalan terjadi ketika kita sadar bahwa kita semua terhubungkan oleh satu medan energi yang satu dan sama. Tanpa sadar sesungguhnya saat kita katakan belum terpisah sebenarnya juga tidak tepat. Apakah ketika kita hidup bersama juga tidak terpisah?
Secara fisik kita juga tidak pernah bersatu. Yang kita anggap kita hidup tidak terpisah juga berasal dari pikiran kita. Walaupun hidup berdampingan, namun sejatinya anggapan tidak terpisah juga pikiran. Anggapan...
Dan ketika secara fisik kita adanya perbedaan jarak; Itu pun karena tidak terlihat oleh mata. Dan kita merasa terpisahkan. Semuanya karena anggapan yang diciptakan oleh pikiran kita sendiri.
Penderitaan terjadi karena adanya perasaan perpisahan khayalan. Ketika kita berkeinginan mencari Tuhan, kita anggap bahwa Tuhan belum ketemu. Bila kita renungkan; 'Kapankah kita kehilangan Tuhan sehingga seakan ada kewajiban untuk menemukan?'
Dalam ketidaktahuan tersebut, kita mencari dan merengek di tengah malam ingin bertemu Tuhan. Kita lupa bahwa bila kita terpisahkan dari Tuhan Yang Maha Hidup, kita tidak akan eksis di bumi ini. Kita tidak sadar bahwa kita semua hidup dalam satu medan energi Agung. Ketidaksadaran ini membuat kita merasa berbeda dengan yang lain.
Berbeda pendapat pun kita anggap keterpisahan. Benarkah kita bisa berpisah bila yang kita katakan bersatu pun sesungguhnya juga berasal dari pikiran?
Penderitaan terjadi karena keinginan untuk merasakan kenyamanan indrawi tidak terpenuhi. Tidak tercapainya keinginan juga mengakibatkan penderitaan. Bukan kah keinginan juga dari pikiran? Kita merasa bila tidak mendapatkan keinguinan kita dunia berhenti berputar. Kenyataannya? Dunia tetap berjalan; kehidupan tetpat berjalan normal.
Kepentingan Umum
Kepentingan umum juga kepentingan diri sendiri. Karena kita merupakan bagian dari umum. Kita sering berdoa dengan anggapan salah. Kebaikan umum dapat dipastikan kebaikan bagi kita juga. Oleh karena itu, berbuatlah kebaikan bagi umum, maka kita akan merasakan menfaatnya.