Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Permainan Energi

31 Agustus 2021   16:13 Diperbarui: 31 Agustus 2021   16:17 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.booksindonesia.com/

Lapisan Energi 

Manusia terdiri dari 5 lapisan kesadaran: Lapisan fisik, energi, pikiran/mind, intelejensia/buddhi, dan Kesadaran Murni.

Lapisan kesadaran energi atau prana berada pada lapisan ke dua; antara lapisan fisik atau tubuh dan lapisan pikiran. Lapisan ini merupakan penghubung antara tubuh dan pikiran. Dalam buku: The Science of Fear Management  The Art of Being Happy by Anand Krishna:

'Kadang lapisan prana ini mengalami gangguan, sehingg tubuh tidak dapat digerakkan seperti biasa, otak tidak bisa berpikir secara jernih, dan perasaan pun terganggu. Pada tahap kerusakan yang paling berat, manusia memasuki apa yang dalam dunia medis disebut coma, mati suri.'

Pemasok atau suplai sumber energi kita berasal dari alam semesta. Energi atau prana bukan hanya sekedar napas. Prana berarti aliran kehidupan. Energi ini masuk melalui lobang hidung, mulut, pori-pori kulit, dan indra (mata/pandangan, telinga, lidah/perasa, kulit/indra perasa).

Lapisan Energi ini yang mewarnai hidup kita: Perilaku, ucapan, pola berpikir.

Indikator Kualitas Energi 

Sangat mudah dilihat dalam keseharian:

  1. Seseorang pria yang matanya jelalatan melihat cewek menunjukkan bahwa ia sedang mencari perhatian. Ia sedang butuh energi. Bahkan boleh dikatakan ia sedang mendarik energi
  2. Seorang wanita yang berpakaian minim atau bisa juga sebaliknya; sangat rapat, keduanya sedang mencari perhatian. Yang minim butuh menarik perhatian atau menghisap energi perhatian dari lawan jenis. Sedangkan yang menutup sangat rapat juga sedang kekurangan energi dalam bentuk rasa takut ini dan itu.
  3. Mereka yang suka berpoligami atau berpoliandri juga kekurangan energi. Mereka tidak percaya bahwa dengan satu pria atau wanita bisa memuaskan nafsunya. Kepuasan tidak berasal dari luar, tetapi semestinya sudah ada dalam diri. Seseorang yang sudah bertemu dengan Dia Yang Maha Memuaskan, tidak akan berperilaku demikian.
  4. Mereka yang senantiasa berburu kuliner, baik makanan atau minuman juga defisiensi/kekurangan energi.
  5. Timbulnya rasa takut kekurang juga bukti dari kekurangan energi.
  6. Berbuat kekerasan yang 'tampaknya' berani hanya membuktikan bahwa kekurangan energi.
  7. Dan banyak lagi di sekitar kita.....

Pemborosan Energi

Pemborosan energi paling besar keluar dari mata, diperkirakan sekitar 70%. Silakan baca secara lengkap dari buku di atas.

Hal ini tidak mengherankan. Saat kita melihat sesuatu, secara otomatis pikiran dan perasaan kita bereaksi. Bermula dari rasa suka kemudian dilanjutkan dengan keinginan untuk memiliki. Dan berlanjut, bila tidak punya uang, kemudian ia cari pinjaman. Kalau sulit juga timbul keinginan untuk merampas. Banyak hal yang bisa timbul atau terjadi. Semuanya hanya bermula dari melihat melalui MATA.

Dari pendengaran juga bisa. Ketika seseorang mengatakan diri kita buruk atau hal yang tidak kita sukai, perasaan kita terganggu. Banyak kejadian di media sosial hanya bermula dari perkataan atau tulisan yang membuat kita sakit hati. Kemudian yang terjadi sangat fatal, bahkan bisa berujung kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun