Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengawini Kebahagiaan?

27 Februari 2021   12:31 Diperbarui: 27 Februari 2021   12:33 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawini Kebahagiaan

Kawini Kebahagiaan bermakna kita senantiasa terus berupaya menjaga keterhubungan denga Dia Sang Sumber Kebahagiaan yang ada dalam diri kita masing-masing. Sesungguhnya kita selama ini telah melupakan Dia Sang Sumber Agung dari rasa bahagia. Tarikan dunia luar memang sangat dahsyat.

Bukan lagi merupakan rahasia bahwa kita lahir juga karena dorongan keterikatan materi. Dan keterikatan pada kenyamanan materi bagaikan ayam ingat akan kotorannya. Ibarat yang sangat tepat. Inilah rahasia alam......

Tidak abadi

Sudah terpogram dalammindsetkita bahwa tujuan perkawinan adalah kebahagiaan: "Selamat berbahagia menempuh hidup baru." Tetapi benarkah demikian?

Kita lupa bahwa perkawinan hanyalah pertemuan antara tubuh. Bahkan kebanyakan melupakan bahwa selembar sertifikat surat sah pernikahan bagaikan pelegalan untuk hidup bersama. Kenyataannya? Banyak yang pesta perkawinannya heboh, tetapi hanya berumur pendek. Mengapa???

Ya, bila kita membuat hubungan yang terbatas (dunia materi), maka hubungan dapat dipastikan tidak abadi. Hubungan perkawinan antara badan dilandasi ketertarikan phisik, pada umumnya, bila pun ada yang bukan terjadi karena ketertarikan pada yang berwujud materi berarti akan senantiasa berubah. Memang hukum alam demikian adanya.

Dengan kata lain, yang kita peroleh dari mengejar yang kita sebut sebagai kebahagiaan dari terpenuhinya keinginan badaniah bukanlah kebahagiaan, tetapi kelegaan karena terpenuhinya keinginan

Berpaling Ke dalam diri

Kebahagiaan Sejatitidak akan pernah luntur. Karena Dia bersifat abadi.So,kawini Kebahagiaan berarti kita hanya memiliki keinginan tunggal untuk menggali ke dalam diri sehingga kita bertemu Dengan Sang Sumber Agung Kebahagiaan. Yang dilakukan juga tidak sulit; hilangkan kebahagiaan semu.

Selama ini kita selalu membuatbenchmarkbahwa kebahagiaan bisa didapatkan bila uang banyak dan harta berlimpah sehingga kita bisa jalan-jalan ke luar negeri untuk wisata. Benarkah demikian?

Realitanya tidak juga. Paling yang bisa banggakan adalah photo yang sepotong kertas ada wajah kita saat ini. Tetapi ingatlah selalu; wajah kita saat ini akan berubah suatu saat. Bukankah setiap 5-7 tahun setiap sel dari tubuh selaluberganti baru?

Ya, hanya dengan berpaling ke dalam diri sendiri kita bisa bertemu denga Dia.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun