Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bunuhlah Tuhan...

6 Juni 2020   15:20 Diperbarui: 6 Juni 2020   15:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena saat kita memperturutkan hawa nafsu kita, kita merusak tubuh kita. Saat kita berpikir buruk, tubuh kita memproduksi hormon beracun yang disebut 'nor-adrenalin'. Hormon beracun ini selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh dan pada ujungnya meracuni diri kita sehingga menjadi sakit. Bukankah ini namanya berbuat kekerasan terhadap diri sendiri?

Dok. Yayasan Pulih
Dok. Yayasan Pulih
Saat kita berpendapat bahwa kepercayaan kita paling baik pun sesungguhnya kita sedang memberhalakan keyakinan atau kepercayaan kita. Mengapa? Kita anggap bahwa kita punya paling baik. Cara berpikir ini sesungguhnya menganggap buruk keyakinan atau kepercayaan orang lain. Saat itu kita dalam genggaman arogansi shatan atau setan. Apakah shatan? Lihatlah ini.

Cara berpikir seperti ini sangat menghambat pertumbuhan evolusi batin kita. Jiwa kita tetap terjebak dalam alam pikiran yang sangat dipengaruhi oleh dunia. Inilah cara berpikir alam manusia yang sangat terikat pada kebendaan. Jiwa yang sesungguhnya bisa bebas saat kita hidup, akhirnya saat tubuh sudah tiba harus meninggalkan kunjungan di bumi, sang jiwa harus melakukan kunjungan kembali ke bumi. Pikran kita yang memenjarakan sang jiwa sehingga belum bebas untuk menyatu kembali pada Sang Maha Jiwa Agung.

Segala bentuk Tuhan harus dimusnahkan. Tanpa itu, sang jiwa individu tidak akan bisa menyatu dengan Sang Maha Sumber Jiwa. Jangan menyalahkan orang lain, semua adalah kita sendiri yang menentukan. Bukan seorang guru ataupun master. Kita dekat dengan seorang master atau guru semata agar kita ketularan kesadaran. Ketika besi terus menerus berdekatan dengan magnet, lama kelamaan si besi akan jadi magnet juga. Mengapa tidak dilakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun