Siswa nakal dan Barak Militer saat ini tengah hangat-hangatnya dibicarakan orang. Adalah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mempunyai ide membawa siswa bermasalah menuju pembinaan secara militer.Â
Pada awal Mei 2025 ini, program tersebut saat ini sudah berlangsung ketika para orang tua siswa memberikan persetujuan tertulis bagi anak-anak mereka yang bermasalah untuk diberikan pendidikan dengan metode militer.Â
Tentu saja gebrakan dari Dedi Mulyadi ini terus menjadi perdebatan hangat. Hal yang lumrah di negeri kita yang sangat demokrasi ini kerap kali terjadi perang opini dalam kasus-kasus tertentu di masyarakat luas termasuk gebrakan yang dilakukan Dedi Mulyadi ini.Â
Mari kita simak sejenak apa saja yang bisa diharapkan dengan program militer bagi para siswa yang bermasalah.Â
Mengutip dari situs Akmil.ac.id (5/5/25), bahwa penyelenggaraan pendidikan berbasis militer menggunakan upaya pengajaran dan pengasuhan yang dilaksanakan secara simultan, serasi dan seimbang untuk membentuk dan membina kepribadian, intelegensia dan fisik peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan.Â
Kegiatan pengajaran dilaksanakan di kelas dan laboratorium dengan menggunakan metode yang praktis. Kegiatan latihan lapangan dilaksanakan secara terprogram, bertingkat, bertahap dan berlanjut sesuai dengan tingkatnya masing-masing.Â
Basis tersebut merupakan pembangunan karakter menuju kepribadian yang kuat dan kokoh dengan patuh disiplin dan keseimbangan yang serasi antara perkataan dan tindakan.Â
Mungkin dengan menyesuaikan kurikulum yang tepat metodologi militer ini bisa diterapkan bagi siswa-siswa bermasalah yang memang butuh solusi cerdas dalam menangani mereka.Â
Terutama bagi siswa yang sudah sangat parah dengan masalah mereka yang tingkatan kenakalannya mendekati kriminal, misalnya para gang motor yang merampok mini market, mengganggu masyarakat di sekitar, merampas bahkan menusuk dan pemaksaan kehendak.Â
Kenakalan tersebut sudah masuk kategori kriminal yang sangat serius. Pihak sekolah sudah pasti tidak mampu menyelesaikan masalah mereka termasuk para orang tua mereka.Â