All England adalah turnamen bulutangkis tertua di Dunia yang menjadi ukuran keberhasilan pebulutangkis dalam menapak karir dunianya. Itulah sebabnya All England adalah ajang turnamen yang sangat bergengsi.Â
Tahun 2025 ini, All England berlangsung mulai 11-16 Maret berlangsung di Birmingham Inggris. Turnamen ini masuk ke dalam kategori BWF World Tour Super 1000 yaitu kategori tertinggi dari turnamen Badminton World Federation.Â
Artikel ini khusus membahas peluang tunggal putri kita yang sudah lama tidak pernah meraih  gelar All England sejak Susi Susanti terakhir juara pada All England edisi tahun 1994.Â
Sosok peraih medali emas pertama di ajang Olimpiade Barcelona tahun 1992 ini adalah juara All England sebanyak 4 kali yaitu tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994. Sejak itu belum ada lagi pemain putri kita meraih gelar bergengsi tersebut.Â
Tahun 2025 ini Indonesia menurunkan dua pebulutangkis tunggal putri yaitu Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani. Berikut adalah ulasan bagaimana peluang dan tantangan mereka menghadapi lawan-lawan dari para unggulan.Â
Gregoria Mariska Tunjung
Gregoria Mariska Tunjung adalah tumpuan harapan bagi Indonesia untuk bisa berprestasi di ajang All England 2025. Gadis berusia 25 tahun asal Wonogiri ini baru saja menikah dengan pria idamannya yaitu Mikha Angelo.Â
Namun demi prestasinya Gregoria tidak langsung menjalani bulan madu. Saat ini dirinya lebih fokus menghadapi All England edisi tahun 2025.Â
Dalam dunia badminton, All England adalah salah satu kejuaraan bergengsi yang dibidik oleh pebulutangkis top dunia. Levelnya setingkat dengan meraih medali emas ajang Olimpiade.Â
Bagaimana tantangan Jorji,demikian panggilan akrabnya selama ini menghadapai lawan-lawannya?Â
Melihat hasil drawing, Jorji ada di pool bawah bersama unggulan kedua asal China Wang Zhi yi.Â
Pada laga di babak 32 besar lawan pertamanya adalah pemain asal Kanada, Michelle Li, ranking 21 Dunia.Â