Timnas Indonesia U20 baru saja menjalani laga perdana menghadapi skuad Iran di Grup C ajang Piala Asia U20 yang berlagsung di Shenzen China mulai 12 Februari sampai dengan 1 Maret 2025.Â
Laga menghadapi Iran tersebut berlangsung di Stadion Shenzhen Youth Football Training Base Centre, China, Kamis (13/2) yang berakhir dengan kekalahan 3 gol tanpa balas.Â
Namun perjuangan skuad muda Garuda patut diberikan apresiasi tinggi ketika mereka terus berupaya memberikan perlawanan keras pada skuad Iran sampai dengan wasit meniup peluit akhir berbunyi.Â
Dari segi hasil tentu saja sangat mengecewakan, tetapi dari laga tersebut banyak sekali sisi positif yang bisa dijadikan pelajaran berharga untuk perbaikan skuad muda ini di masa mendatang.Â
Baca juga: Misi Garuda Nusantara di Piala Asia U20 China 2025, Laga Perdana Lawan Iran adalah Kuncinya
Laga tersebut juga sebagai gambaran nyata bagaimana posisi sepak bola usia muda Indonesia di peta sepak bola Asia. Sangat jelas begitu banyak yang harus dibenahi lagi lebih intensif.Â
Setiap kekalahan harus bisa diambil hikmahnya. Sama halnya pada setiap kemenangan harus mampu disikapi selain dengan rasa syukur juga dengan rasa rendah hati.Â
Timnas Garuda Nusantara adalah skuad yang masih belia yang dihuni oleh pemain-pemain dengan usia di bawah usia 20 tahun.Â
Masa depan mereka masih jauh ke depan dan oleh karenanya pembinaan harus terus dilakukan dengan intensif.Â
Mari kita simak dan bahas apa saja yang bisa dipetik pelajaran dari laga perdana skuad Garuda U20 saat kalah dari Iran.Â
Banyak sekali catatan tapi berikut ini adalah catatan yang lebih menyolok dari kelemahan skuad muda kita.Â
Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan coach Indra Sjafri sebenarnya pilihan yang penuh risiko ketika menghadapi Iran yang menggunakan formasi 4-4-2 yang agresif.Â