Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sejarah Piala Sudirman, Trofi Bergengsi Beregu Campuran Badminton Dunia

25 September 2021   06:45 Diperbarui: 25 September 2021   07:12 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piala Sudirman 1989 Indonesia Juara (Foto Historia.id via Djarumbadminton.com)

Dia juga menyarankan untuk membuat ajang pertandingan persahabatan antara pemain dari kedua federasi tersebut. Usulan Sudirman akhirnya diterima oleh kedua federasi yang bertikai dan menjadi dasar bagi upaya rekonsiliasi. 

Seiring waktu berjalan akhirnya tepat dua tahun kemudian setelah kelompok studi kerja selesai merampungkan tugas mereka, maka pada 28 Mei 1981, kedua badan dunia itu bersatu. 

Dick Sudirman wafat pada pada 10 Juni 1986. Jasa beliau dalam menyatukan dua federasi badminton dunia tidak akan pernah terlupakan bagi setiap kalangan bulutangkis di dunia ini. 

Atas inisiatif wakil Ketua PBSI saat itu, Suharso Suhandinata yang menulis surat kepada Presiden IBF, Arthur Jones. Federasi harus memberikan penghargaan untuk mengenang kontribusi besar Sudirman di bulu tangkis dunia. 

Dari sana kemudian lahir gagasan untuk membuat sebuah ajang perebutan kejuaraan beregu campuran yang dinamakan Piala Sudirman. Kejuaraan ini sekaligus melengkapi kejuaran beregu Piala Thomas dan Uber yang telah diselenggarkan secara rutin. 

Piala Sudirman pertama kali dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta dari 24 - 29 Mei 1989 dengan 28 tim peserta. Untuk pertama kalinya dalam kejuaraan tersebut Indonesia berhasil menjadi juara. 

Kejuraan beregu campuran ini diadakan setiap dua tahun sejak tahun 1989. Indonesia memenangkan edisi perdananya merupakan satu-satunya gelar sejauh ini. 

Korea Selatan berhasil meraih juara dalam dua edisi berikutnya, diikuti oleh China, yang memenangkan semua kejuaraan dari 1995 hingga 2015. Kecuali saat Korea Selatan menginterupsi pada edisi tahun 2003. 

China kembali menjadi favorit pada edisi terakhir pada tahun 2017 di Gold Coast Australia, tetapi dikejutkan oleh tim Korea Selatan dengan beberapa pemain muda yang tidak berpengalaman. Tahun 2019 kembali China berhasil meraih piala tersebut. 

Mereka di final yang menegangkan meraih kemenangan 3-2 atas China sekaligus memberi mereka gelar Piala Sudirman keempat. 

Sepanjang sejarah Piala Soedirman, China adalah tim tersukses dengan meraih sebelas gelar. China memenangkan gelar keenam berturut-turut di Dongguan pada tahun 2015. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun