Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Usia 25 Tahun adalah Momen Kesempatan Kedua

24 Mei 2021   17:26 Diperbarui: 24 Mei 2021   23:21 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pintek.id

"Tapi Mas, tahun ini harus bisa kuliah. Untuk itu harus ada pilihan lain selain kuliah di Bandung. Bagaimana jika pilih saja Akademi di Bogor bidang Kimia yang prospek kerja setelah lulus sangat besar." Usul adikku yang langsung aku menanggapinya dengan baik. 

Tahun 1978 itu aku kembali mengikuti Tes Perguruan Tinggi Negeri dengan nama SKALU. Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas atau disingkat SKALU adalah suatu sistem penerimaan mahasiswa baru tingkat nasional yang pertama kali dilakukan secara serempak oleh beberapa Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia. 

Sebelum itu PTN melakukan tes masuk dengan kebijakan sendiri berdasarkan PTN masing-masing. Sejak ada SKALU sistem penerimaan mahasiswa baru dilakukan dalam satu kordinasi. 

SKALU beranggotakan lima universitas yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga. 

Tahun itu adalah kerja kerasku untuk lolos menggapai masa depanku. Dua tahun yang sia-sia harus bisa dibayar pada tahun ketiga ini. Dua hari mengikuti ujian saringan masuk SKALU akhirnya usai. 

Aku merasakan spirit yang berbeda karena adikku juga ikut dalam ujian tersebut hanya beda 4 baris dari bangku tempatku ujian. Usai ujian itu aku merasakan lega dan ada rasa optimis. 

Benar saja aku akhirnya berhasil lulus pada tahap pertama dengan mendapatkan sertifikat yang akan dipakai untuk mendaftarkan ke Fakultas pilihanku. Aku memilih Teknik Industri dan adikku ke Teknik Sipil. 

Namun ternyata persaingan dalam pilihan fakultas sangat ketat. Dari 1500 calon bersertifikat hanya diterima sekitar 500 calon mahasiswa. Aku tidak termasuk di dalamnya sedangkan adikku berhasil lolos masuk dalam calon mahasiswa yang diterima di Teknik Sipil. 

Untung saja aku mendengarkan saran adikku untuk ikut juga tes penerimaan mahasiswa baru di Akademi Kimia di Bogor. Program Kimia yang harus ditempuh dalam 4 tahun untuk mendapatkan gelar akademik Bachelor of Science. 

Sejak itu aku mulai menuntut ilmu  di sana dengan semua mata kuliahnya berbasis kimia. Mulai Kimia Analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia farmasi, kimia pangan, biokimia, kimia tekstil, kimia industri, kimia lingkungan. 

Padahal ketika SMA pelajaran kimia adalah pelajaran yang bikin pikiran alergi. Namun apa boleh buat saat menghadapi perkuliahan dari tahun ke tahun harus menyantap makanan berupa ilmu kimia ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun