Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jasad Kaku di Depanku

5 Mei 2021   13:26 Diperbarui: 6 Mei 2021   16:19 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Istockphoto

Jasad kaku di depanku, hanya mampu diam tak berdaya. Hilang sudah kesombongannya. Musnah sudah congkak dan arogannya. Hilang tak berbekas berganti diam tak berdaya. 

Jasad kaku di depanku, menyedihkan meninggalkan kepedihan. Meninggalkan segala angkara dan kemarahan. 

Jasad kaku di depanku benar-benar tuna iman. Tuna perasaan, tuna kebaikan, tuna penyesalan. Jasad kaku hanya mampu diam tak berdaya. 

Jasad kaku di depanku. Dia tidak tahu usia itu hanya angka-angka saja tanpa makna jika tidak dibekali tanaman amal kebaikan. Tidak ada yang bisa dituai. 

Usia itu hanya sebuah kenangan tertinggal tanpa ada yang mampu dituai jika tanpa tanaman pengabdian kepada Maha Pemilik Kehidupan. 

Dengar Firman-Nya: "Dan siapa yang lebih zalim daripada orang-orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya. Lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? 

"Sesungguhnya Kami telah letakan tutupan di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya. Kami letakkan pula sumbatan- sumbatan di telinga mereka, sehingga kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selamanya."

Jasad kaku di depanku semakin layu semakin menyengat baunya. Berbau dosa dan kemaksiatan yang kotor, melekat di setiap jengkal tubuhnya.  

Jasad kaku di depanku. Jangan-jangan ternyata itu adalah jasadku sendiri yang tidak mampu aku tolong. 

Hanya Tuhan satu-satunya Penolong Terbaik yang akan membawa pulang jasad kaku di depanku. Allah Maha Besar tempatku berserah diri, Maha Pemberi Petunjuk.  

*Terinspirasi dari Alkahfi ayat 57 

@hensa 

Graha Hijau 23 Ramadan 1442 H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun