Sementara ketika menjadi manajer Bayern Munich, Real Madrid, Barca dan Atletico menumbangkan Bayern Munich di semifinal dalam tiga musim Guardiola melatih klub asal Bavaria tersebut.
"Dari pengalaman saya, semifinal selalu sulit," katanya pada konferensi pers sebelum pertandingan, seperti rilis UEFA.com (3/5/21).
Dalam jumpa pewarta itu, Guardiola juga mengonfirmasi bahwa City memiliki semua pemain senior yang tersedia dengan pengecualian bek cadangan Eric Garcia, yang tidak bisa bermain karena sakit.
Menurut pengalaman pelatih asal Spanyol ini, leg kedua semifinal adalah yang sulit. Berbeda dengan tahap di babak final, nuansanya sudah lain.
Namun menurut pengakuannya bukan berarti babak final lebih mudah. Babak final bisa lebih mudah karena fokus sudah lebih terarah yaitu trofi.
Kegamangan menghadapi laga ini bagi Guardiola bukan tanpa alasan. Menurutnya, ada bahaya yang sama seperti leg pertama yang harus dinetralisir.
Paris dapat mengubah bentuk permainan mereka. Belajar dari pertandingan leg pertama, Pochettino harus merombak strateginya. Terutama memaksimalkan potensi Neymar dan Kylian Mbappe.
Strategi apa yang akan mereka lakukan bagi Guardiola" masih merupakan misteri.
Sedangkan keinginan skuad City untuk mencapai babak final, itu adalah hal yang normal, karena sebelumnya City belum pernah lolos ke final Liga Champions.
"Kita harus fokus pada diri kita sendiri untuk membaca permainan, tetap bersama di saat-saat buruk, menderita bersama."
"Kami akan mencoba memaksakan permainan kami semaksimal mungkin. Kami harus bertahan dengan baik, bersabar, dan mencoba mencetak gol."