Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Produk-produk Pilihan dari Teknologi Kromatografi Industri Gula

7 April 2021   17:29 Diperbarui: 9 Mei 2023   19:11 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirup Fruktosa Tinggi (High Fructose Syrup) (Foto https://www.alaskahighwaynews.ca)

Hidrolisis dari sukrosa ini lebih popular disebut proses inversi. Glukosa dan fruktosa yang merupakan produk hasil inversi dinamakan gula invert. Sedangkan gula invert dalam bentuk larutan biasa disebut sirup invert.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sirup invert dari nira tebu ini adalah nira dari perahan tanaman tebu. Ada tahapan awal yang penting harus dilakukan sebelum proses nira menjadi gula invert. Tahapan awal tersebut adalah proses preparasi bahan olah yaitu pemurnian bahan dengan cara Fosflotasi dan Karbonatasi.

Tahapan pemurnian bahan baku dimana nira tebu dimurnikan dengan proses pemberian sejumlah senyawa fosfat biasanya digunakan asam fosfat dengan takaran kadar tertentu.

Larutan dipanaskan dengan suhu terjaga pada 55 derajat Celcius. Kemudian disaring dan bagian yang jernih digunakan sebagai bahan sirup invert untuk proses selanjutnya.

Untuk proses karbonatasi dilakukan dengan penambahan senyawa susu kapur dengan target pH 10,5. Takaran yang digunakan adalah setiap 10 liter nira tebu dibubuhi 1 liter susu kapur. Lautan tersbut juga diberikan gas karbon dioksida dengan pH 10,5 tetap terjaga hingga tampak larutan menjadi keruh.

Dipisahkan larutan yang jernih dengan penyaringan. Larutan jernih tersebut kemudian dipekatkan menjadi 65 derajat brix.

Pemurnian pendahuluan dengan proses fosflotasi dan karbonatasi ini bertujuan untuk menjernihkan sirup sebelum proses berikutnya.

Dipilih pemurnian nira dengan cara karbonatasi karena pertimbangan dengan cara ini pengendapan partikel non gula lebih maksimal dibandingkan dengan cara yang lain seperti proses sulfitasi atau defikasi. Kandungan non gula yang minimal sangat berperan pada jaminan umur lebih panjang dari resin penukar ion yang digunakan dalam proses tahap berikutnya.

Nira pekat hasil proses pemurnian tahap awal kemduian dilewatkan dalam kombinasi resin; yaitu kombinasi A yang terdiri dari Resin Penukar Kation Kuat (IR 120) dengan resin penukar anion lemah (IRA 96) atau kombinasi B yaitu Penukar Kation Kuat (IR 120) dan Penukar Anion Kuat (IRA 900). Variable bebas dalam penelitian ini adalah jenis resin kombinasi (A atau B) serta pengaturan laju alir 1(bv/h); 2 (bv/h); dan 3 (bv/h) untuk resin kombinasi yang optimum.

Hendro Santoso dan Triantarti (2009) melakukan studi pembuatan sirup invert tebu menggunakan kombinasi resin kation dan anion. Resin yang digunakan yaitu kombinasi dari resin kation kuat (IR-120 plus) dan resin anion lemah (IRA-96) (kombinasi resin A). Kombinasi resin B terdiri dari resin kation kuat (IR-120 plus) dan resin anion kuat (IRA- 900). Kombinasi resin terbaik kemudian digunakan pada tahap penelitian selanjutnya untuk melihat pengaruh variasi laju alir pada kualitas sirup tebu yang dihasilkan.

Hasil yang diperoleh adalah dekolorisasi dengan perlakuan kombinasi A dapat mengurangi warna sebesar 77,2% sedangkan kombinasi resin B justru menaikkan warna sebesar 80,5%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun