Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengenang Kejayaan Bisnis Gula Indonesia, Bisakah Terulang?

27 Maret 2021   15:11 Diperbarui: 28 Maret 2021   17:12 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta pengangkut tebu bahan dasar pembuatan gula. (FOTO: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Tantangannya saat ini sangat berat karena jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah berlipat ganda. Sehingga kebutuhan gula domestik per tahunnya terus meningkat menjadi 3,5 juta ton.

Sedangkan kemampuan produksi pabrik-pabrik gula saat ini hanya bisa menyediakan gula sebesar 2-2,5 juta ton per tahun. Kekurangan kebutuhan gula nasional ini harus diperoleh dari impor.

Pernah menjadi penghasil gula terbesar nomor dua di bawah Kuba tahun 1930-an, kini Indonesia berbalik menjadi negara pengimpor gula terbesar.

Ekspor gula kita sendiri sudah terhenti sejak tahun 1966. Setahun kemudian untuk pertama kalinya  melakukan impor sebesar 33 ton pada tahun 1967.

Betapa pentingnya komoditi gula pasir dari tebu ini untuk masyarakat kita. Merupakan salah satu komoditi dalam mencukupi kebutuhan pokok masyarakat kita.

Sebagai bahan pemanis, gula pasir merupakan sumber energi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Oleh karena itu sangat wajar jika komoditi gula pasir adalah bahan pokok yang diawasi langsung oleh Pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

Secara teknologi, proses pembuatan gula pasir sudah dikuasai sejak lama. Pada umumnya gula pasir di Indonesia menggunakan bahan baku dari tananan tebu. Beberapa negara di Eropa ada pabrik gula yang berbahan baku bit gula.

Bahan baku untuk gula pasir sangat berlimpah di negeri ini. Tanaman tebu sebagai bahan baku tumbuh subur di lahan pertanian, baik lahan pesawahan maupun lahan kering atau lahan tegalan.

Sebagian besar tebu di tanam di Pulau Jawa yang tanahnya sangat subur, kendatipun tanaman tebu harus bersaing dengan tanaman padi.

Petani tebu harus dengan cermat memperhitungkan kemampuan aspek ekonomi mereka dalam menentukan menamam tebu atau padi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun