Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Lalu dan Masa Kini

26 Maret 2021   16:13 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:48 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Triyoga pernah menikah sekali selama hidupnya lalu bercerai dengan suaminya. Dari pernikahannya mereka tidak dikaruniai keturunan. Mengapa mereka tidak memiliki keturunan?  Mungkin ini hanya pada faktor psikologis dalam pernikahannya. 

Aku mengenal Triyoga dengan keluarganya. Mereka adalah 7 orang bersaudara dan Triyoga adalah anak nomor tiga seperti disematkan dalam namanya, Triyoga. Jelas dari sisi keluarganya, mereka adalah keluarga besar yang memiliki potensi kesuburan dalam hal memiliki keturunan. 

Sampai saat ini, Triyoga masih betah hidup sendiri, tidak ada keinginan untuk menikah lagi. Tentu saja ini adalah keputusannya yang sudah diambil secara matang dalam sebuah pilihan hidup. 

Padahal dulu waktu Triyoga berpisah dengan suaminya, aku yakin banyak pria yang mengantri mengharapkan uluran cintanya. Wanita lajang yang memiliki paras rupawan seperti Triyoga sangat mudah untuk mendapatkan pasangan hidup. Ternyata Triyoga tidak memilih siapapun dari para pria tersebut. 

Begitulah cerita panjang perjalanan hidup Triyoga seperti disampaikannya kepadaku dalam bincang sangat singkat di acara reuni mini. Aku mendengarkan semua rangkaian kalimat demi kalimat yang keluar dari bibirnya. 

Sesekali aku menatap wajah Triyoga sambil bergumam, kamu masih cantik seperti dulu. Kujujuran hati ungkapan kagumku kepada Sang Pencipta. 

Kata orang cinta pertama pada masa-masa sekolah di awal puber itu sering dikenal dengan nama cinta monyet. Bisanya perasaan cinta itu mulai hadir sejak SMP kelas tiga atau SMA kelas satu. Paling tidak itulah yang aku alami bersama Triyoga. 

Sejak SMP dulu hingga bertemu lagi saat itu berarti sudah 45 tahun tidak bertemu karena kebetulan pada masa SMA, kami tidak satu sekolah. Triyoga harus pindah ke Kota lain karena Ayahnya harus bertugas di Kota tersebut. 

Waktu menempuh kuliahpun kami tidak berada dalam satu Kota. Aku kuliah di Bogor dan Triyoga di Bandung. Hanya beberapa kali saja berkirim surat dan sempat pula sesekali bertemu dimana aku berkunjung ke kediamannya di Bandung. 

Lulus kuliah akupun bekerja dan berjodoh dengan Ibu dari kedua anak-anakku saat ini. Sejak itu akupun putus hubungan sama sekali dengan Triyoga. Hingga akhirnya kami kembali bertemu di sini di acara reuni terbatas. 

Pada dialog terakhir ketika hari sudah semakin sore, Triyoga sempat mengingatkan tentang balasan suratnya untuk surat cintaku waktu itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun