Jadi krisis cedera saat ini telah berkontribusi nyata dari data tersebut. Namun juga hal ini perlu disorot pada kurangnya kedalaman dari skuad tim.
Ketergantungan pada pemain kunci dan ketergantungan pada gaya bermain sangat kentara dalam skuad The Reds asuhan Juergen Klopp ini. Â
Pemain kunci yang selalu diturnkan oleh Klopp telam menjadi hambatan sangat berat pada saat dirinya tidak bisa turun bertanding karena cedera parah, misalnya ketergantungan kepada Virgil van Dijk.
Lebih menarik lagi untuk disimak ketika ada pertanyaan menggeltik apakah kelemahan Liverpool dalam kinerja mereka akibat serangan mereka yang mulai tumpul?
Data yang tercatat dari situs resmi Premierleague menunjukkan hasil mencetak gol Liverpool menurun sebanyak 26,6 persen.
Penyerang mereka hanya berkontribusi mengumpulkan 45,6 persen lebih sedikit poin untuk kompetisi musim ini.
Liverpool mencetak gol sebanyak 47 gol dengan rincian Mohamed Salah mencetak 17 gol, Sadio Mane 7 gol, Firmino 6 gol, Diogo Jota 5 gol, Wijnaldum 2 gol dan 7 gol dicetak oleh 7 pemain lain, masing-masing 1 gol.
Data dan fakta itu berbicara sepenuhnya, para penyerang Liverpool hanya bertumpu kepada Mohamed Salah, Firmino dan Sadio Mane.
Ada seorang Diogo Jota sebagai pelapis. Namun selebihnya mereka tidak mampu berbuat banyak untuk sosok-sosok lain diluar tiro The Reds tersebut.
Kaitannya dengan tumpulnya mereka dengan krisis bek tengah ada pada duet Fabinho dan Jordan Hendeson.
Duet ini yang selama ini menjadi motor dan creator lini tengah dalam menunjang serangan trio Mo Salah, Firmino dan Sadio Mane, kini diberikan beban sebagai bek tengah yang dianggap lebih berpengalaman.