Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kepastian di Ujung Jalan

5 Maret 2021   15:47 Diperbarui: 5 Maret 2021   15:58 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Tidak bisa dihindari jalan terjal itu ada di hadapan mata. Penuh onak dan duri dan beribu kerikil di atasnya.

Tidak lelah kaki tanpa alas ini, terus mendaki menuju puncak melalui jalan itu. Darah dan nanah bukan lagi jadi aral yang merintangi tujuan luhur ini. Hanya sendiri saja menyusuri keterasingan yang penuh dengan hadangan dera dendam.

Menyeberangi sungai yang airnya penuh dengan lumpur maksiat dan dosa. Adakah jalan lain selain yang kulalui ini?

Setiap bertanya tentang ini maka jawabannya hanya di jalan ini. Selalu di jalan ini. Tidak ada jalan yang lain. 

Jikapun ada maka itu menuju pusaran yang menelan segala angan. Penunjuk arah pun hilang jejak karena terbawa mata angin. 

Aku hanya termangu berpangku lutut dengan mata nanar memandang kebimbangan. Tersudut dua pilihan di antara tebing tinggi dan jurang curam. Tidak ada pilihan. 

Adakah jalan lain selain yang kulalui ini?  "Kau memang bodoh, kenapa tidak kau cari jalan lain?"

Tidak perlu jawaban dari pertanyaan tanpa rasa itu.

Tetap langkah kaki ini tegap telusuri jalan itu menuju ke Satu Titik.

Kematian. 

@hensa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun