Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sejak Malam Jahanam Itu

23 Oktober 2020   15:20 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:37 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Pixabay

"Pak Alan, sesungguhnya cinta itu mulai tumbuh saat saya menjadi mahasiswi bimbingan Bapak." Kata wanita cantik ini perlahan dengan suara lembut penuh perasaan.

Tiada terasa waktu begitu cepat berlalu dan kini Daisy Listya sudah rampung menyelesaikan Pendidikan Profesi Apotekernya.

Sejak itu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Listya. Hampir tidak ada lagi komunikasi biarpun hanya pesan lewat ponsel apalagi bertemu muka.

Aku hanya teringat akan pesan terakhirnya agar aku menikahi Kinanti Puspitasari. Namun pesan inipun akhirnya tidak bisa aku wujudkan.

Sewaktu aku ceritakan hal ini kepada Kinanti, wanita cantik ini hanya tertegun, diam membisu tak ada satu katapun keluar dari bibirnya. Kinanti malah terisak mendengar cerita yang dramatis itu.

"Alan aku bisa merasakan betapa besarnya cinta Listya kepadamu. Curahan hati Listya kepadaku saat itu membuatku terharu," suara haru Kinanti.

Aku juga hanya bisa mengangguk ketika Kinanti berkata bahwa Listya layak mendapat kebahagiaan dariku.

Jika saat ini kehidupan rumah tangga Listya tidak bahagia itu karena Listya memang hanya mencintaiku. Pendapat Kinanti yang satu ini yang membuatku benar-benar merasa resah.

Lamunanku buyar ketika ponselku menyuarakan nada panggil. Aku terkejut ternyata panggilan dari Audray Lin.

"Hallo!"

"Hallo Pak Alan!" Suara Audray Lin di seberang sana. Akhirnya dia muncul juga membuatku lega. Pembicaraan kami melalu ponsel tidak banyak. Audray hanya ingin bertemu denganku untuk membicarakan hal yang sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun