Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dilema

5 Oktober 2020   16:52 Diperbarui: 5 Oktober 2020   17:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Pixabay

"Aku sedang merasakan dukanya Listya!" Kata Kinanti.

"Duka Listya adalah duka kita juga."

"Aku teringat Listya sering mencurahkan isi hatinya tentang hambarnya sebuah pernikahan." Kinanti bergumam.

"Kinanti, biarlah Listya mendapatkan keikhlasan dengan takdirnya. Kita hanya bisa berdoa agar Listya selalu mendapat kekuatan dari Allah."

"Ya. Semoga!"

Sesampainya di rumah duka, kami menemui Listya dan menyampaikan rasa duka yang mendalam.

Rizal Anugerah setelah seminggu mengalami koma akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Semoga ini jalan terbaik untuknya setelah mengalami penderitaan yang panjang. Demikian pula untuk Listya semoga ketabahan selalu ada dalam hatinya.

"Listya tabahkan hati ya ikhlaskan Mas Rizal. Ini adalah jalan yang terbaik dari Allah!" Kataku menghibur.

"Terima kasih pak Alan!" kata Listya disela isak tangisnya. Kemudian Listya menghampiri Kinanti. "Bu Kinan!" Listya menangis dipelukkan Kinanti.

Aku hanya bisa memandang dua wanita cantik ini berpelukan. Mereka adalah dua wanita berbeda usia.

Keduanya sangat dekat dengan hatiku. Keduanya adalah orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun