Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arti Kekalahan bagi Jurgen Klopp Ketika Si Lebah Menyengat di Vicarage Road

1 Maret 2020   07:08 Diperbarui: 1 Maret 2020   07:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ismaila Sarr, sosok penghancur Liverpool (Foto Skysports.com)

"Kami tidak memiliki cukup peluang, kami tidak menciptakan cukup dan itulah yang mengarah pada kekalahan, itulah sepakbola. Ini tidak ada hubungannya dengan laga yang Anda menangkan sebelumnya, itu tidak ada hubungannya dengan laga yang akan Anda menangkan" Jurgen Klopp

The Reds, Liverpool tidak terkalahkan dalam 44 laga, 18 laga diantaranya menang secara berturut-turut. Catatan statistik yang sangat mengesankan bagi tim asuhan Jurgen Klopp ini. Namun malam itu akhirnya Liverpool tumbang 0-3 dari Watford di Vicarage Road, dalam lanjutan pekan ke-28 Liga Primer, Minggu (1/3/20). Tiga gol tanpa balas itu berasal dari 2 gol Ismaila Sarr dan satu gol Troy Deeney. Liverpool malam itu ibarat disengat "Si Lebah" Watford. 

Liverpool kalah di Premier League untuk pertama kalinya sejak kalah 2-1 dari City di Etihad pada Januari 2019. Kekalahan ini juga membuat Liverpool terhenti untuk memecahkan rekor Arsenal yang telah bertahan selama 16 tahun. Saat itu The Gunners melewati 49 laga tanpa kalah di Premier League.

Dalam sejarah Liga Inggris, hanya ada dua tim yang tidak terkalahkan untuk meraih predikat Invicibles yaitu Preston North End pada 1889 dan Arsenal pada tahun 2003-2004 (Premierleague.com 29/2/20).

Siapa sosok Ismaila Sarr, perusak laga Liverpool pada malam itu? Dia adalah pemain muda Senegal berusia 22 tahun, rekan satu Negara dengan Sadio Mane.  Sederet statisik 44 laga tidak terkalahkan milik Liverpool di Liga Inggris musim ini akhirnya ternoda dari kekalahan ini.

Malam itu Sarr sangat layak dinobatkan sebagai pemain terbaik untuk meraih King of The Match. Penampilan impresif Sarr bakal selalu diingat oleh Fans Liverpool. Dia memborong dua gol untuk klubnya, Watford dan satu assis untuk gol ketiga The Hornets.   

Gol pertama Sar tercipta ketika babak kedua baru berlangsung 9 menit. Tembakan menembus gawang Alisson dengan meneruskan umpan tarik di depan gawang. Enam menit berselang, Sarr kembali berhasil lolos dari kawalan Virgil van Dijk untuk mencetak gol keduanya. Pemain jangkung asal Senegal ini juga menyumbang satu assist untuk gol Troy Deeney di menit ke-72.

Menurut Premierleague.com (1/3/20), kendati Liverpool menguasai 70 persen permainan namun mereka hanya mendapatkan satu tembakan tepat sasaran dari tujuh kesempatan. Sebaliknya Watford bermain sangat efektif seimbang dalam bertahan dan menyerang. Mereka memiliki 14 tembakan dan 5 tembakan berhasil tepat sasaran, tiga diantaranya menghasilkan gol.  

Mohamed Salah tertunduk menerima kekalahan Liverpool (Foto Premierleague.com) 
Mohamed Salah tertunduk menerima kekalahan Liverpool (Foto Premierleague.com) 

Usai laga tersebut seperti rilis laman resmi klub, Liverpoolfc.com (29/2/20), Klopp mengakui bahwa timnya bermain sangat jauh dari level sebenarnya. Klopp merasa performa luar biasa yang telah mereka tentukan sendiri selama dua musim terakhir, malam itu jauh menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun