Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Masih Ada Cinta di Ruang Hampa

7 Februari 2020   15:19 Diperbarui: 7 Februari 2020   16:36 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Polskiswiat.com

"Apakah sekarang masih di Rumah Sakit?  Rumah Sakit mana di Malangnya?"

"Rumah sakit Saiful Anwar Kamar Pavilliun Anggrek nomor dua. Kemarin saya dan teman-teman baru saja menjenguk." Kata Amelia.

"Saya ingin menjenguk calon suami Listya. Bagaimana kalau Amel menemani saya besok Minggu, jika Amel tidak punya acara?" Ajakku penuh harap.

"Baik Pak. Saya Minggu tidak ada acara. Kita janjian ketemu di Kampus saja bagaimana Pak?"  Aku setuju dengan usul Amelia.

"Oke. Kita ketemu pukul tujuh ya!" Kami bersepakat.

Minggu pagi itu aku dan Amelia sudah meluncur di atas jalan Tol menuju Malang. Kendaraan cukup padat karena biasanya hari Minggu orang-orang Surabaya banyak yang rekreasi ke Malang.

Perjalanan bisa dilalui dengan lancar. Akhirnya kami sampai di RS Saiful Anwar. Amelia mengajakku ke Ruang Paviliun Anggrek yang ada di lantai 3. Beberapa Perawat terlihat sibuk melayani pengunjung di Loby Ruangan Masuk.

Di depan kamar pasien, Amelia mengetuk pintu perlahan. Seseorang membukakan pintu. Seorang lelaki yang rasanya pernah ketemu ya ini adalah Pak Sofyan, Ayah Listya.

"Oh Amel dengan Pak Alan," kata Pak Sofyan ramah. Rupanya beliau masih ingat namaku.

"Mari silakan masuk Pak." Ajak Pak Sofyan sambil membukakan pintu.

Aku baru saja memperhatikan Pak Sofyan. Beliau kira-kira seusia denganku sekitar 45 tahun. Aku memang seusia dengan Ayah Listya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun