Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harapan Kandas Dosen Jomblo

28 Januari 2020   14:13 Diperbarui: 7 November 2020   14:06 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instrumen Analisis Kimia (Foto Dokumen Hensa)

Sejak pertemuan di Laboratorium HPLC itu, aku hampir dua pekan tidak bertemu dengan Daisy Listya. Dua hari sebelumnya Listya menyerahkan hasil revisi skripsi yang terakhir untuk kutanda tangani. Setelah aku menyetujui skripsinya maka Listya bisa mengikuti sidang skripsi pada awal November ini.

Akhirnya tiba juga hari sidang skripsi itu. Ada tiga Profesor termasuk aku dan dua orang Doktor yang menguji Daisy Listya. Gadis cantik ini begitu tenang menjawab semua pertanyaan para Penguji. Ruang ujian skripsipun tidak membuat gadis itu menjadi gugup dan tegang.

Para Penguji terkesan dengan semua jawaban Listya. Aku juga merasa bangga ketika hasil ujian skripsi Listya mendapat nilai A. "Lis! Selamat ya. Perjuanganmu sudah membawa hasil. Saya turut gembira dan bahagia!" Mendengar ucapanku, Listya balik mengucapkan terima kasih dengan wajah yang berbinar penuh kebahagiaan.

Sejak bertemu di Ruang Ujian skripsi itu selanjutnya aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Daisy Listya. Seakan itulah pertemuan terakhir dengannya. Entah kemana gadis itu seolah menghilang.

Setelah hampir dua pekan tidak bertemu Daisy Listya maka kesempatan bertemu dengannya terbuka. Pada hari wisuda ini, aku berharap bisa bertemu Daisy Listya. Upacara wisuda itupun berjalan dengan lancar sejak dimulai dari pukul 8.00 WIB. Mahasiswa dengan wajah-wajah begitu gembira merayakan kelulusan mereka bersama orang-orang tercinta.

Di halaman luas di depan Aula itu aku berusaha mencari sosok yang selama ini kurindukan yaitu Daisy Listya. Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku. Aku menoleh ke arah suara panggilan itu. Aku melihat Daisy Listya bersama kedua orang tuanya dan seorang lelaki di sampingnya. Siapa dia?

"Listya selamat sudah lulus!" Aku mengucapkan rasa gembira sambil menjabat tangannya.

"Terima kasih Pak Alan. Atas bimbingan Bapak, akhirnya saya lulus." Suara Listya terdengar penuh haru.

"Alhamdulillah. Semua itu hasil jerih payah dan perjuangan Listya yang tidak kenal lelah. Saya hanya membantu saja. Listya lulus karena memang cerdas." Kataku berusaha menjelaskan bahwa peranku sebagai pembimbngnya hanya sekedar membantu.

"Terima kasih Pak. Oh ya perkenalkan. Ini Ayah, Ibu dan ini Mas Rizal calon suami saya!" Kata Daisy Listya sambil memperkenalkan orang-orang yang ada di sampingnya. Aku mengangguk ramah dan sambil tersenyum menyambut jabatan tangan mereka.

Ketika mendengar kata calon suami, maka tiba-tiba saja rasa hatiku seperti hancur berkeping-keping. Aku harus tegar menghadapi kenyataan ini. Mereka berpamitan namun Listya masih sempat berkata padaku, "Pak Alan. Jangan lupa undangannya jika nanti menikah dengan gadis yang telah menggugah hati Bapak."

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum dengan perasaan hampa. Daisy Listya pun pamit meninggalkan harapanku yang terhempas kandas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun