Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harapan Kandas Dosen Jomblo

28 Januari 2020   14:13 Diperbarui: 7 November 2020   14:06 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instrumen Analisis Kimia (Foto Dokumen Hensa)

"Ya benar Lis. Dia adalah seorang gadis yang sangat aku kagumi. Dia memang bukan Diana Faria tapi dia adalah orang yang telah kembali membuat hidupku menjadi semangat penuh gairah. Dia yang telah mampu menyentuh hatiku seperti Diana Faria dulu." Kataku menjelaskan dengan kalimat yang meluncur begitu saja.

Tiba-tiba saja aku tersadar sebenarnya hal tersebut tidak perlu dikatakan kepada Listya. Maka buru-buru aku meminta maafnya karena sangat emosional.

"Tidak apa-apa Pak Alan. Sebaiknya Bapak harus mengeluarkan seluruh perasaan.  Jangan didiamkan saja. Saya juga bersyukur jika Bapak sekarang sudah menemukan orang yang telah membuat Bapak merasa bersemangat kembali." Kata Daisy Listya sambil memandangku diiringi senyumnya yang menawan.  

"Ya Lis terima kasih.  Oke tidak terasa hari sudah sore begini."

"Betul Pak, kita harus segera pulang!" Ajak Listya.

"Sebaiknya Listya pulang bareng saya. Kostnya dimana?"

"Karang Menjangan. Tetapi masuk gang. Nanti berhenti di depan gang saja. Terima kasih Pak." Ujar gadis anggun yang ramah ini sambil tersenyum.

Sore itu kami meninggalkan laboratorium HPLC dan seperti permintaan Listya mobilku berhenti di depan gang lalu Listya pun pamit kepadaku, tersenyum sambil melambaikan tangan.

Mobil Kijang Kapsulku kembali meluncur di jalan Kota Surabaya yang padat dengan kendaraan pada sore hari itu. Terutama sepeda motor yang memenuhi jalan. Mereka adalah para karyawan pabrik yang pulang kerja sore itu.

Dari arah Kertajaya aku meluncur lurus menuju jalan Dr Sutomo tidak berbelok ke arah jalan Darmo. Sengaja aku menggunakan Tol Dalam Kota sehingga langsung bisa masuk akses Mesjid Al-Akbar. Jalur ini bisa lebih cepat dan menghemat waktu untuk menuju Menanggal, tempat kediamanku.  

Hari itupun terasa begitu panjang namun ada rasa lega ketika aku ingat bahwa Daisy Listya sudah tahu semuanya tentang Diana Faria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun