Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Frank Lampard Pecundangi Sang Guru dalam Derby London

23 Desember 2019   09:29 Diperbarui: 23 Desember 2019   09:40 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Willian (Foto Skysports.com)

Pemain Brasil ini menjadi hero dalam duel panas sesama klub London, Tottenham Hotspur versus Chelsea. Dia adalah Willian yang mencetak dua gol saat menjalani pekan ke-18 Premier League, Minggu (22/12/19) pukul 23.30 WIB di Stadion Tottenham London. Hasil ini merupakan kebangkitan Chelsea dari kekalahan beruntun mereka sebelumnya.

Willian mencetak gol pertamnya saat laga baru berlangsung 12 menit. Melakukan tendangan sudut yang pendek dengan Mateo Kovacic sebelum mengarahkan tendangan melengkung rendah yang luar biasa ke sudut kanan bawah dari gawang Spurs yang dijaga Paulo Gazzaniga.

Wllian juga mencetak gol keduanya melalui titik penalti diakhir babak pertama. Saat itu Chelsea dianugerahi penalti setelah Asisten Video Wasit (VAR) memutuskan bahwa kiper Spurs, Paulo Gazzaniga, telah melanggar Marcos Alonso. Hingga turun minum kedudukan bertahan untuk kemenangan Chelsea dengan skor 2-0.

Babak kedua Spurs mulai meningkatkan serangan untuk mengejar ketinggalan mereka. Trio lapangan tengah mereka dalam formasi 4-2-3-1, Son Heung Min, Lucas Maura dan Delle Ali terus berkreasi mendukung sosok striker tunggal Spurs, Harry Kane.

Namun upaya mereka tetap tidak berhasil menmbus trio bek Chelsea, Rudiger, Zouma dan Tomori. Dari catatan Premierleague.com (22/12/19), Spurs hanya mencatatkan 5 tembakan dan satu enemui sasaran. Itu adalah catatan yang sangat minim bagi tim yang bertindak sebagai tuan rumah.  

Perjuangan Spurs semakin menemui jalan terjal ketika Son Heung-Min mendapatkan kartu merah. Son dikeluarkan dari lapangan pada menit ke-62 setelah VAR mengidentifikasi perilaku kekerasan dari penyerang Spurs tersebut kepada Antonio Rudiger.

Chelsea semakin menguasai permainan. Tercatat mereka memiliki 55 persen ball possession dengan peluang 13 tembakan dan 3 tembakan tepat sasaran dengan 2 gol. Dominasi Chelsea juga ditandai dengan adanya 5 tendangan sudut (Premierleague.com 22/12/19).

Menurut rilis Chelseafc.com (22/12/19), menyusul penampilan mengecewakan pada saat melawan Bournemouth akhir pekan lalu, dan penampilan yang hanya menghasilkan dua kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir Chelsea di semua kompetisi, Frank Lampard melakukan pergantian taktis ke formasi 3-4-3, dari sebelumnya 4-3-3.

Formasi ini menempatkan trio bek Fikayo Tomori adalah bek tengah dengan bek kiri Kurt Zouma dan Rudiger di kanan. Marcos Alonso kembali ke samping untuk bermain sebagai bek sayap kiri dan Azpilicueta diposisi sayap kanan.

Sementara di lini tengah ada duet Mateo Kovacic bersama N'Golo Kante. Mason Mount didorong ke depan untuk bermain di sebelah kanan dan Willian di sebelah kiri. Mereka menjadi trio penyerang bersama striker Tammy Abraham.

Formasi ini ternyata berhasil menundukkan pola 4-2-3-1 nya Jose Mourinho. Kemenangan ini juga menjadi catatan tersendiri bagi Lampard sebagai mantan pemain asuhan Mourinho yang berhasil menundukkan taktik gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun