Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tuanku dan Vespa

8 Desember 2021   10:58 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:14 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Opss, maaf" ujarnya. Suara lirih datang dari dimensi yang berbeda. Tuannya sudah tentu pasti tak mendengar. Debu-debu semburat terbang berhamburan. Saat kain pelindung ditarik dan dihempaskan ke udara.

"Uhuk-uhuk, uhuk-uhuk."
Dilirik Tuannya terbatuk, dia tak sampai hati memandangi "Sudahlah Tuan, biarkan aku di sini tak apa." Ujarnya merajuk.

Ditariknya masker menutupi bibir dan hidung, sesekali terlihat keluar masuk garasi. Telapak tangannya sesekali terlihat mengibas, seperti mengusir debu yang tak pergi-pergi.

"Pergi-pergi, jangan kau ganggu Tuanku!" ujarnya.

"Hmm" kata Si Debu "Memangnya siapa kamu, ngusir-ngusir. Lagian bukan salahku, aku kan hanya menempel di kain pelindung. Kegiatanku ya memang seperti itu."

Mendengar hal itu, dia seperti malu. Betul-betul memperjelas posisinya siapa aku.

Dengan berkacak pinggang sorot mata memandangi isi garasi. Geleng-geleng kepalanya,  sontak membuat tangan kanan menempel dahi, "Aduh, kok nggak di luar," sesal si Tuan. Seharusnya tak di dalam saat mengebas kain pelindung yang berdebu itu.

Tak lama, kini dia pun bergegas beranjak memasuki rumah. Ditinggalnya garasi keadaan terbuka, sembari menunggu debu pekat berkurang Si Tuan menyiapkan beberapa peralatan.

"Kamu pasti bahagia kan?" Ujar Si Debu kepada Vespa yang senyum-senyum ceria. "Eh, itu Tuanmu datang, aku pergi, da, da" Si Debu berpamitan mulai meninggalkan ruang garasi bersama semilir angin pagi.

"Oke, Vespa. Kita cek dulu keadaanmu", gumam Si Tuan dengan penuh semangat.

Si Tuan mulai melepas kap kanan, dilihat kearah mesin untuk memastikan kondisi. Tak lama diputar kontak kemudian kakinya meraih kick starter. Namun sayang, beberapa kali kick starter dilakukan tak mampu membuat mesin menyala. Dia hanya mendengar suara 'Jeglekleklek-jeglekleklek'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun